kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.914   16,00   0,10%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Begini kesiapan BUMN Karya mengoptimalkan SWF Indonesia Investment Authority


Senin, 08 Maret 2021 / 17:56 WIB
Begini kesiapan BUMN Karya mengoptimalkan SWF Indonesia Investment Authority
ILUSTRASI. Keberadaan LPI ini kemudian menjadi angin segara bagi perusahaan pelat merah terjun dalam infrastruktur.


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah tengah berupaya menggenjot infrastruktur untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Namun, anggaran negara terbatas sehingga perlu alternatif pendanaan untuk mengejar tujuan tersebut.

Sovereign wealth fund (SWF) atau lembaga pengelola investasi (LPI) pun dibentuk untuk memecah masalah pendanaan ini. Dengan adanya LPI, pemerintah mengajak keterlibatan investor luar negeri untuk terlibat dalam pembangunan di Tanah Air. Keberadaan LPI ini kemudian menjadi angin segara bagi perusahaan pelat merah terjun dalam infrastruktur. 

Direktur Keuangan PT Waskita Karya Tbk (WSKT) Taufik Hendra Kusuma mengatakan kehadiran LPI akan membantu BUMN pengembang infrastruktur dalam melakukan divestasi (asset recycle). Ini karena LPI berperan sebagai investor yang akan mengambil alih proyek investasi yang telah beroperasi seperti jalan tol, bandara, dan pelabuhan yang saat ini dimiliki oleh BUMN.

"Dengan begitu BUMN akan kembali memiliki kapasitas baru khususnya keuangan untuk mendanai pembangunan proyek infrastruktur lainnya," ujar Taufik. Bentuk kerja sama yang diharapkan dari LPI adalah dalam bentuk pelepasan saham jalan tol yang saat ini dimiliki oleh anak usaha Waskita yaitu PT Waskita Toll Road.

Baca Juga: Ini sembilan ruas tol Jasa Marga (JSMR) yang dianggap potensi untuk pendanaan SWF

Saat ini Waskita mempunyai kepemilikan pada 17 ruas di Jawa dan Sumatra yang 12 di antaranya telah beroperasi, baik secara penuh maupun parsial. Sejak akhir tahun lalu, Taufik mengatakan manajemen Waskita telah berdiskusi intensif secara informal dengan tim dari INA. 

"Dengan telah dilantiknya pengurus dari INA, Waskita berharap proses tersebut dapat segera berlanjut ke tahap berikutnya dan transaksi divestasi beberapa ruas tol kepada INA dapat terlaksana paling lambat semester kedua tahun ini," ucap Taufik.

Taufik menyampaikan skema divestasi yang diharapkan adalah skema jual beli tunai. Selain itu, lanjut Taufik, pemerintah sedang fokus untuk meningkatkan pembangunan bendungan dan infrastruktur air di Indonesia.

Taufik menambahkan, Waskita sebagai kontraktor yang berpengalaman di bidang infrastruktur Air dan sesuai arahan Kementerian BUMN terkait spesialisasi Waskita Karya di bidang infrastruktur air, serta bendungan sebagai salah satu fokus segmennya, tentunya akan meningkatkan proyek-proyek di sektor ini.

Baca Juga: Instrumen saham diperkirakan akan terus melanjutkan tren positif di tahun ini



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×