kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Begini kesiapan BUMN Karya mengoptimalkan SWF Indonesia Investment Authority


Senin, 08 Maret 2021 / 17:56 WIB
Begini kesiapan BUMN Karya mengoptimalkan SWF Indonesia Investment Authority
ILUSTRASI. Keberadaan LPI ini kemudian menjadi angin segara bagi perusahaan pelat merah terjun dalam infrastruktur.


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Wahyu T.Rahmawati

"Perlu diketahui bahwa terbatasnya jumlah bendungan, embung dan penampung air lainnya, menyebabkan kapasitas tampungan air di Indonesia per 2019 baru mencapai 13,8 miliar meter kubik dari target 14,7 miliar meter kubik," kata Taufik.

Direktur Keuangan PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) Donny Arsal mengatakan, SWF setidaknya memiliki empat manfaat. Pertama, meningkat likuiditas perusahaan karena adanya aliran dana masuk. Kedua, alternatif pendanaan dari sisi ekuitas. 

"Manfaat ketiga adalah untuk memperbaiki struktur permodalan Jasa Marga karena ada equity yang masuk," ujar Donny webinar bertajuk Siapkah BUMN Infrastruktur Optimalkan Dana LPI yang diselenggarakan Forum Wartawan BUMN di Jakarta, Senin (8/3). 

Poin keempat, lanjut Donny, dengan adanya asset recycling akan meningkat kinerja karena penjualannya dilakukan di atas nilai buku.

Baca Juga: Pemulihan ekonomi bisa tekan potensi gagal bayar utang emiten

Jasa Marga sebenarnya memiliki 21 aset yang siap menampung dana dari LPI ini. Dari 21 aset, sebanyak 18 sudah operasional atau masuk dalam tahapan brown field. Di mana dalam tahapan ini, proyek sudah tidak memiliki risiko pembebasan lahan dan konstruksi. 

Meski 21 aset siap, namun Jasa Marga menyiapkan 9 aset yang ditawarkan untuk tahap pertama. 9 aset itu yakni Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi, Jakarta-Cikampek II Elevated, Semarang-Batang, Gempol-Pandanaan, dan Pandaan-Malang. Lalu, ada juga Gempol-Pasuruan, Balikpapan-Samarinda, Manado-Bitung dan Bali Mandara.

"Perlu kami sampaikan aset-aset yang kita siapkan ini bisa diganti aset lainnya sesuai dengan risk appetite Indonesia Investment Authority (INA) sendiri, jadi baru kita siapkan sebagai awal meskipun kita ready 21 aset di bawah Jasa Marga," kata Donny.

Baca Juga: Pengamat menilai perusahaan BUMN perlu dukungan pemerintah untuk penguatan daya saing

PT Hutama Karya (Persero) juga menyambut positif pembentukan Lembaga Pengelola Investasi (LPI) yang memiliki kapasitas keuangan yang besar sehingga dapat menjadi salah satu alternatif solusi pembiayaan dalam menyelesaikan penugasan pembangunan Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS). Plt EVP of Corporate Secretary Hutama Karya Tjahjo Purnomo berharap kehadiran LPI akan meningkatkan kualitas infrastruktur di Indonesia khususnya di Pulau Sumatra. 

"Hutama Karya telah mengoperasikan dua ruas tol di Jakarta dan tujuh ruas tol di Pulau Sumatra dengan tingkat internal rate of return (IRR) yang positif serta lalu lintas harian yang baik sehingga menjadikan aset konsesi tol tersebut cukup menarik untuk ditawarkan kepada LPI," ujar Tjahjo.

Tjahjo mengatakan Hutama Karya siap untuk menawarkan sejumlah ruas Jalan Tol Trans Sumatra yang dikelola kepada Lembaga Pengelola Investasi (LPI). Kata Tjahjo, skema yang ditawarkan dalam bentuk divestasi atau pengalihan konsesi untuk jangka waktu tertentu. "Dana yang diperoleh nantinya akan digunakan untuk membangun ruas tol baru di Sumatra," ungkap Tjahjo.

Baca Juga: Inilah proyek infrastruktur yang bakal jadi fokus LPI

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×