kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,84   -10,68   -1.14%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Begini cara jitu emiten farmasi pelat merah perbaiki rasio utang


Senin, 16 September 2019 / 19:37 WIB
Begini cara jitu emiten farmasi pelat merah perbaiki rasio utang
ILUSTRASI. Aplikasi Mediv dari Kimia Farma


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Herlina Kartika Dewi

Sebelumnya INAF telah menandatangani MoU dengan Korean Medical Devices Support Center (KMD Indonesia) untuk memperkuat produksi perakitan dan penjualan produk electromedical equipment di Indonesia. Ada enam alat kesehatan yang akan dijajaki INAF bersama KMD Indonesia.

Herry menyatakan produk ini direncanakan akan dipasarkan pada awal 2020 dan menargetkan bisnis ini bisa tumbuh sebesar Rp 90 miliar atau tumbuh 10 kali lipat dari tahun sebelumnya. 

INAF juga memperlebar potensi produk lainnya yakni dengan mengembangkan produk onkologi, khusus penanganan kanker. Dua bisnis non-farmasi ini menurut Herry memiliki margin yang lebih besar dibanding penjualan obat generik.

Berbeda dengan INAF, Kimia Farma (KAEF) punya mencatatkan piutang BPJS yang lebih besar yakni sebsar Rp 400 miliar.

Sebelumnya Direktur Keuangan KAEF IGN Suharta Wijaya menjelaskan untuk mempercepat proses penagihan, KAEF melakukan rekonsiliasi setiap bulan.

“Piutang Rp 400 miliar itu bergulir yang artinya dalam proses penagihan sesuai kelengkapan dokumen atau alat tagih,” imbuhnya.

Adapun tunggakan yang menumpuk di BPJS kesehatan sekitar 30% dari seluruh piutang yang tercatat. Suharta bilang untuk mempercepat penagihan, KAEF juga sudah berkoordinasi dengan BPJS Kesehatan secara rutin.

Baca Juga: Risiko fiskal BUMN makin meningkat, Kemkeu sudah antisipasi

Suharta berharap pembayaran BPJS bisa lebih cepat lagi sebab KAEF kena efek finansial seperti dampak piutang akan meningkatkan modal kerja yang ditarik dari pinjaman bank. Alhasil utang KAEF semakin besar.

Demi memperbaiki cashflow perusahaan KAEF berusaha menerbitkan surat utang jangka menengah atau medium term notes (MTN) II sebesar Rp 1 triliun untuk keperluan refinancing utang bank dan akuisisi anak usahanya PT Phapros Tbk (PEHA).

Pada tahun depan KAEF juga berencana melakukan aksi korporasi lain yakni rights issue sebanyak 1,58 miliar saham seri B. Nantinya hasil aksi korporasinya setelah dikurangi biaya emisi akan digunakan untuk modal kerja guna mengembangkan usaha dan refinancing tentunya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×