Sumber: Cointelegraph | Editor: Yudho Winarto
Bertolak belakang dengan pandangan Tom Lee
Isi laporan tersebut kontras dengan pandangan publik Tom Lee.
Dalam ajang Binance Blockchain Week di Dubai awal bulan ini, Lee menyatakan Bitcoin berpeluang mencapai US$250.000 dalam beberapa bulan ke depan.
Ia juga menyebut harga Ethereum di kisaran US$3.000 sebagai “sangat undervalued.”
Menurut Lee, jika rasio harga ETH terhadap BTC kembali ke rata-rata delapan tahunnya, harga Ethereum berpotensi mendekati US$12.000.
Jika kembali ke level relatif tahun 2021, harga ETH bahkan bisa mencapai US$22.000. Sementara rasio ETH/BTC sebesar 0,25 berpotensi mendorong valuasi Ethereum hingga di atas US$60.000.
Pada November lalu, Lee juga menyatakan bahwa Ethereum tengah memasuki fase “supercycle” serupa dengan Bitcoin, yang telah mencatat kenaikan lebih dari 100 kali lipat sejak 2017.
Hingga berita ini diturunkan, Fundstrat belum memberikan pernyataan resmi terkait beredarnya laporan tersebut.
Baca Juga: Seluruh Direksi Ambil Opsi MESOP, Elang Mahkota (EMTK) Kantongi Rp 38,06 Miliar
BitMine agresif akumulasi Ethereum
Di tengah perbedaan pandangan tersebut, perusahaan investasi kripto milik Tom Lee, BitMine, justru terus meningkatkan kepemilikan Ethereum.
Berdasarkan laporan per 8 Desember, BitMine tercatat memiliki hampir 3,9 juta ETH per 7 Desember, setelah menambah lebih dari 138.000 ETH dalam satu pekan.
Perusahaan mengklaim kepemilikan tersebut setara dengan lebih dari 3,2% total suplai Ethereum yang beredar.
Selanjutnya: AS Balas ISIS di Suriah: Operation Hawkeye Strike Target 70 Lokasi
Menarik Dibaca: Lipstik Berubah Warna? Ini 4 Ciri-Ciri Lipstik Kedaluwarsa
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













