kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bea Meterai Transaksi Reksadana Tak Akan Mengurangi Minat Investasi


Jumat, 20 Januari 2023 / 17:25 WIB
Bea Meterai Transaksi Reksadana Tak Akan Mengurangi Minat Investasi
ILUSTRASI. Kenaikan bea meterai transaksi reksadana diprediksi akan berdampak minor untuk transaksi produk reksadana.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan bea meterai transaksi reksadana diprediksi akan berdampak minor untuk transaksi produk reksadana. 

Berdasarkan UU Nomor 10 Tahun 2020 tentang Bea Meterai menyatakan bahwa seluruh transaksi reksadana yang menimbulkan dokumen konfirmasi transaksi dengan total nilai lebih dari Rp 10 juta akan dikenakan bea meterai. Kenaikan itu telah diterapkan sejak tanggal 1 Maret 2022.

Research & Consulting Manager PT Infovesta Utama Nicodimus Kristiantoro mengatakan, perbandingan biaya bea meterai terhadap jumlah dana yang diinvestasikan tidak besar.

“Biaya Rp 10.000 itu jika dibandingkan dengan minimal akumulasi dana yang Rp 10 juta itu hanya sebesar 0,1%,” kata Nico kepada Kontan.co.id, Jumat (20/1).

Baca Juga: Suku Bunga BI Naik, Ini Dampaknya ke Reksadana

Nicodimus mengatakan, reksadana saham pada tahun 2023 diprediksi masih prospektif. Kondisi itu didorong oleh kinerja IHSG yang diproyeksi dapat mencatatkan kenaikan return lebih tinggi daripada return tahun 2022 yang sebesar 4,09%.

Walaupun tetap dibayangi besarnya risiko dari global di semester pertama tahun 2023, risiko di pasar saham kemungkinan besar akan semakin mereda di semester kedua 2023.

“Hal itu terjadi seiring mulai berhentinya laju kenaikan suku bunga bank sentral (The Fed dan BI). Laju inflasi juga  diproyeksi makin melandai,” tutur Nico.

Baca Juga: Jenis Transaksi Ini yang Wajib Bayar Bea Meterai 10.000 di Bank Mandiri

Namun, dia memprediksi akan ada potensi surprise upside dari kampanye pemilu Indonesia yang dimulai pada semester kedua tahun 2023. Sebab, kegiatan kampanye akan mendorong semakin banyaknya perputaran uang di masyarakat yang dapat meningkatkan perekonomian dalam negeri.

“Jika prediksi sesuai dengan kondisi tersebut, di manaakan lebih banyak potensi upside di semester kedua tahun 2023, maka proyeksi return reksadana saham umumnya bisa menyentuh sekitar 8% hingga 10%,” pungkas Nico.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×