Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) terkena suspensi pada perdagangan Senin (27/5) ini. Padahal Saham BREN baru saja mendapat sentimen positif usai masuk ke dalam FTSE Global Equity Index kategori large cap.
Sehubungan dengan terjadinya peningkatan harga kumulatif yang signifikan, Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan penghentian sementara perdagangan saham BREN di Pasar Reguler dan Pasar Tunai mulai sesi I perdagangan tanggal 27 Mei 2024.
Suspensi ini berlaku sampai dengan Pengumuman Bursa lebih lanjut. Suspensi ini tertuang dalam pengumuman BEI tertanggal 22 Mei 2024 yang ditandatangani oleh Kepala Divisi Pengawasan Transaksi Yulianto Aji Sadono dan Kepala Divisi Pengaturan & Operasional Perdagangan Pande Made Kusuma Ari A.
Baca Juga: Intip Rekomendasi Saham BREN & TPIA yang Masuk Indeks Global
Sebagai informasi, harga saham BREN menguat 4,65% sepanjang pekan lalu dan menjadi saham top leaders penggerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Harga BREN kini bertengger di level Rp 11.250 per saham, dan telah mengakumulasi kenaikan 50,50% secara year to date.
Sementara itu, pada akhir pekan lalu FTSE Russell mengumumkan evaluasi kuartalan indeks yang memasukkan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) ke dalam FTSE Global Equity Index kategori Large Cap. Periode konstituen akan berlaku setelah penutupan perdagangan 21 Juni 2024 atau efektif mulai Senin, 24 Juni 2024.
Corporate Secretary & Direktur Barito Renewables Energy, Merly menilai masuknya BREN ke dalam FTSE Global Equity Index merupakan apresiasi terhadap langkah-langkah ekspansif yang telah dilakukan. Di antaranya akuisisi terhadap pembangkit tenaga angin yang merupakan diversifikasi dari portfolio panas bumi BREN.
"Kami menyambut baik masuknya BREN dalam FTSE Global Equity Index. Hal ini merupakan bentuk dari kepercayaan pasar terhadap strategi bisnis jangka panjang di mana kami siap mendukung transisi energi menuju net zero," ungkap Merly dalam rilis yang diterima Kontan.co.id, Minggu (26/5).
Analis Stocknow.id Abdul Haq Alfaruqy mengamati mayoritas saham yang masuk menjadi konstituen indeks global cenderung mengalami kenaikan harga. Terutama karena dorongan respons positif pelaku pasar mengantisipasi potensi aliran (inflow) dari investor asing.
Baca Juga: Barito Renewables (BREN) Masuk Indeks FTSE, Market Cap Tembus Rp 1.505,09 Triliun
Hanya saja, Abdul Haq mengingatkan kenaikan harga itu tidak berlangsung jangka panjang. Bahkan dalam beberapa kasus cenderung bersifat spekulatif dan euforia sesaat dari pelaku pasar. Setelah sentimen mereda, tren harga saham kembali pada fundamental atau prospek kinerja masing-masing emiten.
Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas menambahkan, pelaku pasar perlu waspada lantaran ketika pemberlakuan efektif indeks, biasanya akan dimanfaatkan untuk aksi profit taking. Dus, di balik potensi penguatan jangka pendek akibat rebalancing indeks, ada peluang untuk terjun akibat aksi profit taking.
Apalagi secara valuasi pun saham BREN sudah terbilang sangat mahal. Founder WH-Project William Hartanto melanjutkan, analisa teknikal menjadi faktor krusial dalam menentukan momentum yang tepat untuk koleksi atau profit taking. Terutama untuk saham-saham yang sudah terbang tinggi dalam jangka waktu cukup lama seperti BREN, yang membuat tingkat risiko semakin tinggi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News