Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) kembali menjalankan langkah ekspansi untuk pengembangan proyek energi angin. Mengakselerasi strategi tersebut, BREN menggandeng ACEN, perusahaan energi dari Grup Ayala.
Kolaborasi ini terjalin melalui anak perusahaan ACEN, ACEN Indonesia Investment Holdings Pte. Ltd., dan anak perusahaan BREN, PT Barito Wind Energy.
"Kemitraan eksklusif kami dengan ACEN merupakan langkah signifikan menuju realisasi misi kami untuk mendorong pertumbuhan energi berkelanjutan di Indonesia," ungkap Chief Executive Officer BREN Hendra Tan, dalam keterbukaan informasi, Selasa (27/8).
Baca Juga: Market Cap BREN Terbesar di BEI, Kekayaan Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun
Kemitraan ini dibangun berdasarkan akuisisi penting pada tahun 2024 dari tiga aset pengembangan energi angin yang berada di tahap akhir di Sulawesi Selatan, Sukabumi, dan Lombok.
Aset-aset ini secara kolektif menawarkan kapasitas potensial 320 Megawatt (MW) energi angin, dilengkapi dengan solusi penyimpanan energi baterai canggih untuk meningkatkan stabilitas dan efisiensi jaringan di seluruh wilayah.
"Kemitraan eksklusif dengan Barito Renewables ini merupakan langkah maju dalam komitmen kami untuk memajukan sektor energi terbarukan. Bersama dengan Barito Renewables, kami siap untuk menetapkan standar baru di industri dan berkontribusi secara signifikan terhadap tujuan energi bersih Indonesia," kata Chief Investment Officer Grup ACEN, Patrice Clausse.
Merujuk pemberitaan Kontan.co.id sebelumnya, BREN getol merambah pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) atau angin. Anak usaha PT Barito Pacific Tbk (BRPT) milik konglomerat Prajogo Pangestu ini mengakuisisi sejumlah aset listrik tenaga angin yakni di Sidrap, Sukabumi dan Lombok.
Baca Juga: Siap-Siap, Perusahaan Orang Terkaya Indonesia Akan IPO Saham Lagi Di BEI
PLTB Sidrap 1 sudah beroperasi sebesar 78 MW. BREN turut mengejar pengembangan area baru dengan potensi 318 MW yang bersumber dari proyek Sidrap 2, Sukabumi dan Lombok. Sehingga secara total potensi kapasitas PLTB BREN akan mencapai 396 MW.
Langkah ekspansi ini tampak mendapat sambutan positif dari pasar, apalagi setelah BREN masuk ke dalam indeks global FTSE Global Equity Index Large Cap. Hingga perdagangan kemarin (27/8), BREN menjadi emiten dengan kapitalisasi pasar paling besar di Bursa Efek Indonesia senilai Rp 1.311 triliun.
Sampai dengan pukul 14:00 WIB perdagangan Rabu (28/8), harga BREN menguat 3,57% ke level Rp 10.150 per saham. Secara year to date, harga saham BREN mengakumulasi penguatan 35,79%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News