kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Banyak Sentimen yang Menekan Saham Astra International (ASII)


Kamis, 25 Januari 2024 / 18:44 WIB
Banyak Sentimen yang Menekan Saham Astra International (ASII)
ILUSTRASI. Harga saham Astra (ASII) turun 10,62% sejak awal tahun.


Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham PT Astra International Tbk (ASII) terus tertekan selama hampir dua pekan. Berbagai sentimen negatif mempengaruhi kinerja saham ASII. Kamis (25/1), harga saham ASII turun 0,49% atau Rp 25 ke Rp 5.050 per saham. Harga saham ASII turun 10,62% sejak awal tahun.

Tahun ini, industri otomotif bakal menghadapi banyak tantangan. Berbagai kebijakan berpotensi menahan pembelian kendaraan baru. Pertama, kebijakan pajak progresif di DKI dan sejumlah daerah lain yang mulai berlaku. 

Kedua, rencana pemerintah menaikkan pajak kendaraan konvensional. Ketiga, faktor pemilu yang bisa menahan konsumsi pembelian kendaraan baru dan faktor dinamika ekonomi global. 

Baca Juga: Pasar Otomotif Masih Berat, Cek Rekomendasi Saham Sektor Ini

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mengumumkan realisasi penjualan mobil di Indonesia pada akhir 2023. Terlihat bahwa penjualan mobil nasional tahun 2023 lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya.

Berdasarkan data Gaikindo, penjualan wholesales (pabrik ke dealer) mobil nasional turun 4% year on year (YoY) menjadi 1.005.802 unit pada Januari-Desember 2023, dari sebelumnya 1.048.040 unit pada Januari-Desember 2022.

Melansir catatan Kontan sebelumnya, produsen mobil listrik asal China BYD resmi masuk pasar Indonesia, pada Kamis (18/1). Masuknya BYD ke tanah air dinilai menjadi sentimen negatif bagi ASII.

Harga komoditas energi tahun ini juga turun berjemaah, penurunan terutama tampak pada harga batubara dan gas alam. Harga batubara dan gas alam merosot masing-masing 48% dan 44% tahun lalu.

Baca Juga: Pertumbuhan Pasar Otomotif Masih Berat, Bagaimana Nasib Saham Sektor Ini?

Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Vicky Rosalinda memprediksi prospek ASII bisa terus tertekan seiring dengan melemahnya harga batubara dan turunnya penjualan mobil. Hal ini karena salah satu pendapatan ASII masih ditopang oleh bisnis batubara dan segmen otomotif.

"Melemahnya harga ASII dipengaruhi oleh pelemahan harga batubara. Lalu turunnya penjualan mobil yang ditambah oleh sentimen negatif permasalahan uji keselamatan Daihatsu, dan juga masuknya BYD ke Indonesia ikut memberikan pengaruh negatif terhadap ASII," kata Vicky kepada Kontan.co.id, Kamis (25/1).

Untuk beberapa waktu ke depan, BYD memang bisa mempengaruhi ASII, namun Vicky bilang pengaruh tersebut tidak berjalan lama.

Pendapatan ASII terbesar hingga September 2023 berasal dari segmen otomotif, berbeda dengan periode sama tahun lalu yang berasal dari segmen alat berat, pertambangan, konstruksi, dan energi.

Baca Juga: Terjadi Crossing Saham Astra International (ASII), Nilainya Mencapai Rp 1,6 Triliun

Pendapatan dari segmen otomotif mencapai Rp 99,16 triliun, meningkat 13,03% dari sebelumnya Rp 87,73 triliun. Disusul dengan pendapatan segmen alat berat, pertambangan, konstruksi, dan energi justru turun 6,63% menjadi Rp 97,6 triliun dari sebelumnya Rp 91,53 triliun.

Meskipun saat ini masih tertekan, ASII dinilai masih memiliki beberapa keunggulan yang dapat menopang dan bertahan di tengah kondisi yang sulit. 

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengatakan, saat ini posisi saham ASII masih rawan terkoreksi. Sehingga Herditya merekomendasikan speculative buy pada saham ASII dengan target harga Rp 5.250-Rp 5.350 per saham dan stop loss di bawah Rp 4.870.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×