kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45909,67   -9,84   -1.07%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasar Otomotif Masih Berat, Cek Rekomendasi Saham Sektor Ini


Rabu, 24 Januari 2024 / 14:56 WIB
Pasar Otomotif Masih Berat, Cek Rekomendasi Saham Sektor Ini
ILUSTRASI. Industri otomotif menghadapi banyak tantangan di tahun ini. Pasar otomotif dalam negeri relatif masih berat untuk mencatat pertumbuhan.


Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri otomotif menghadapi banyak tantangan di tahun ini. Pasar otomotif dalam negeri relatif masih berat untuk mencatat pertumbuhan.

Ada beberapa faktor yang membuat pasar otomotif bakal tertekan.  Pertama, kebijakan pajak progresif di DKI dan sejumlah daerah lain yang mulai berlaku di tahun depan.

Kedua, rencana pemerintah menaikkan pajak kendaraan konvensional. Ketiga, faktor pemilu yang bisa menahan konsumsi pembelian kendaraan baru dan faktor dinamika ekonomi global.

Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Vicky Rosalinda mengatakan, fakor-faktor tersebut dapat berpotensi menghambat pertumbuhan penjualan mobil.

Kebijakan pajak progresif di DKI Jakarta dan sejumlah daerah lain akan meningkatkan harga jual mobil, sehingga akan mengurangi daya beli masyarakat.

"Lalu adanya rencana kenaikan pajak kendaraan konvensional juga akan membuat mobil konvensional menjadi lebih mahal, sehingga akan mendorong masyarakat untuk beralih ke mobil listrik," kata Vicky kepada Kontan.co.id, Selasa (24/1).

Baca Juga: Pertumbuhan Pasar Otomotif Masih Berat, Bagaimana Nasib Saham Sektor Ini?

Kemudian faktor pemilu dapat menahan konsumsi pembelian kendaraan baru, karena masyarakat cenderung menahan pengeluarannya menjelang pemilu. Dinamika ekonomi global yang tidak stabil juga dapat mempengaruhi daya beli masyarakat Indonesia, sehingga dapat berdampak pada penjualan mobil. 

"Kondisi sektor otomotif saat belum begitu stabil, dilihat dari penjualan mobil domestik berada di bawah target yaitu sebesar 1.05 juta unit sepanjang 2023, turun 4% dibanding tahun 2022," tuturnya.

Meski demikian, Vicky menilai, prospek sektor otomotif masih memiliki peluang bertumbuh, yang didukung oleh beberapa faktor. Seperti prediksi pertumbuhan ekonomi indonesia sebesar 4,7%-5,5%. Lalu suku bunga acuan BI yang telah ditetapkan sebesar 6% diharapkan bisa diturunkan agar daya beli masyarakat lebih kuat.

Adapun aspek geopolitik dan nilai tukar rupiah juga jadi perhatian. BI memproyeksikan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) diasumsikan berada di level Rp 15.510 per dolar AS. 

Angka tersebut dinilai lebih stabil terhadap perekonomian makro, sehingga menumbuhkan optimistis pasar otomotif mampu tumbuh di 2024.

Head of Research Mega Capital Sekuritas Cheril Tanuwijaya menimpali, sektor otomotif masih berpotensi tumbuh terbatas di tahun ini. Ia melihat, mayoritas pembelian otomotif dengan kredit, sedangkan tahun ini suku bunga kredit akan turun.

"Dari sisi daya beli masih relatif kuat sebenarnya. Tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) 2023 meningkat di tengah berbagai tantangan ekonomi global," kata Cheril kepada Kontan.co.id, Selasa (24/1).

Namun, sektor ini juga tidak luput dari sebuah risiko, yaitu perlambatan ekonomi global dan sikap wait and see pelaku pasar di tengah tahun politik, juga persaingan yang sengit antara mobil listrik dan mobil konvensional.

Baca Juga: Terjadi Crossing Saham Astra International (ASII), Nilainya Mencapai Rp 1,6 Triliun

Diantara saham sektor otomotif, secara teknikal Cheril merekomendasikan hold saham PT Astra International Tbk (ASII) dengan target harga Rp 5.400 per saham dan stop loss Rp 4.900.

Sementara, Vicky merekomendasikan buy on weakness saham ASII dengan target harga Rp 6.700 per saham.

Lalu, trading buy saham PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) dengan target harga Rp 1.270 per saham, trading buy saham PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) dengan target harga Rp 1.435 per saham.

Serta, buy on weakness saham PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) dengan target harga Rp 2.600 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×