kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Pertumbuhan Pasar Otomotif Masih Berat, Bagaimana Nasib Saham Sektor Ini?


Rabu, 24 Januari 2024 / 06:55 WIB
Pertumbuhan Pasar Otomotif Masih Berat, Bagaimana Nasib Saham Sektor Ini?
ILUSTRASI. Pasar otomotif dalam negeri relatif masih berat untuk mencatat pertumbuhan.


Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri otomotif menghadapi banyak tantangan di tahun ini. Pasar otomotif dalam negeri relatif masih berat untuk mencatat pertumbuhan.

Pertama, kebijakan pajak progresif di DKI dan sejumlah daerah lain yang mulai berlaku di taun depan. Kedua, rencana pemerintah menaikkan pajak kendaraan konvensional. Ketiga, faktor pemilu yang bisa menahan konsumsi pembelian kendaraan baru dan faktor dinamika ekonomi global.

Kepala Riset Praus Capital Marolop Alfred Nainggolan mengatakan, perlambatan pertumbuhan ekonomi serta suku bunga dan pajak yang tinggi akan sangat mempengaruhi permintaan produk otomotif .

"Terkait dengan faktor Pemilu dalam menahan konsumsi pembelian, saya melihat tidak terlalu signifikan bahkan di satu sisi belanja politik bisa ikut mendorong penjualan mobil," kata Alfred kepada Kontan.co.id, Selasa (23/1).

Baca Juga: Toyota Minta Pemerintah Contek Thailand, Ini Alasannya

Penurunan terhadap penjualan mobil di tahun 2023 lebih disebabkan oleh faktor perlambatan pertumbuhan ekonomi, kenaikan suku bunga pembiayaan, dan normalisasi (penurunan) harga komoditas. 

Tahun ini, faktor-faktor tersebut masih akan menjadi pengaruh terbesar terhadap pencapaian target penjualan kendaraan. Selain itu, diprediksi pertumbuhan ekonomi akan kembali melambat, suku bunga di semester I juga masih tidak akan turun. 

"Kami melihat hasil penjualan mobil di tahun ini masih akan stagnan," tutur Alfred.

Baca Juga: Industri Otomotif Masih Diterpa Berbagai Tantangan

Penjualan tertinggi mobil terjadi di tahun 2014 sebanyak 1,2 juta unit. Setelah itu, penjualan mobil terus turun hingga tahun 2019 sebanyak 1,03 juta dan baru pada 2022 kembali pulih setelah pandemi. 

"Tahun ini juga kami perkirakan masih berjuang bisa mencapai 1 juta unit untuk penjualan domestik. Jadi untuk pasar otomotif dalam negeri relatif masih berat untuk mencari pertumbuhan," lanjut dia.

Penjualan otomotif bisa terangkat jika pertumbuhan ekonomi melaju. Selain itu, kenaikan harga komoditas berpotensi ikut mengerek permintaan kendaraan. 

Penurunan suku bunga yang diperkirakan akan terjadi di tahun ini akan menjadi sentimen positif bagi sektor otomotif. Lalu, tarif pajak yang juga mempengaruhi permintaan di produk otomotif, apalagi pada kondisi ekonomi yang tumbuh melambat.

Baca Juga: Sah, Tarif Pajak Progresif Jakarta 2024 Naik, Provinsi Ini Hapus BBNKB II & Progresif

Harga kendaraan yang naik akibat pajak akan menjadi sensitif terhadap minat konsumen. Namun saat ekonomi sedang ekspansi, pajak tidak akan menjadi sentimen signifikan terhadap permintaan. 

"Terakhir, yaitu insentif yang menurut kami sangat diperlukan bagi sektor otomotif. Insentif menjadi perlu karena sektor otomotif ini memiliki pengaruh yang besar terhadap sektor lainnya. Contoh industri komponen, jasa keuangan (pembiayaan, asuransi), manufaktur," kata Alfred.

Alfred bilang, saham PT Astra International Tbk (ASII) yang sangat identik dengan sektor otomotif memiliki valuasi menarik dengan PER 6x. "Secara valuasi termasuk murah apalagi dengan historis dividennya yang tahun buku 2023 kami perkirakan bisa memberikan yield double digit," ujar Alfred.

Menurut dia, di sektor ini yang menarik adalah sektor pendukung seperti sektor komponen yaitu anak usahanya  PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) dengan PER 6,5x, secara pertumbuhan AUTO punya besaran yang lebih tinggi sehingga harganya saat ini lebih menarik. Sektor komponen lainnya adalah PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) yang juga valuasi yang randah dengan PER 4x.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×