Reporter: Arvin Nugroho | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyebaran virus corona yang semakin meluas membuat harga CPO terus menurun. Berdasarkan data Bloomberg, harga CPO dengan kontrak pengiriman Mei 2020 pada Rabu (26/2) terkoreksi 0,78% ke level RM 2.419 per metrik ton.
Direktur Utama PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan dampak dari virus corona yang membuat aktivitas perekonomian global terhambat menjadi sentimen utama menurunnya harga CPO. Meski begitu, Ibrahim menilai penurunan harga CPO tidak terlalu signifikan.
Virus yang ditemukan pada Desember akhir tahun lalu itu telah menyebar luas ke berbagai negara. Data John Hopkins CSSE Rabu (26/2) pukul 19.43 WIB mencatat, secara total ada 81.191 kasus virus corona yang terkonfirmasi, dengan total korban meninggal sebanyak 2.768 orang dan 30.279 orang sembuh.
Baca Juga: Virus Korona Mulai Gerogoti Pertumbuhan Ekonomi
Penutupan sejumlah akses produksi dilakukan oleh negara-negara yang terdampak oleh virus corona untuk mengantisipasi penyebaran yang lebih luas. Akibatnya, barang yang diekspor menjadi terbatas sehingga permintaan akan cenderung menurun signifikan, termasuk CPO.
Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mencatat Cina merupakan negara importir terbesar produk minyak sawit Indonesia di tahun 2019 sebanyak 6 juta ton.
Ibrahim menambahkan, dengan terdampaknya virus corona, tentu akan mengurangi permintaan.
Gejolak politik yang terjadi di Malaysia juga disinyalir turut berdampak dalam menurunnya harga CPO. Pengunduran diri Mahathir Mohamad sebagai Perdana Menteri turut menimbulkan kegaduhan politik yang secara tidak langsung berpengaruh pada kondisi pasar di Malaysia.
Buntut dari pengunduran diri Mahathir adalah ditundanya pemberian stimulus oleh Bank Sentral Malaysia untuk mengangkat perekonomian Malaysia akibat virus corona.
Analis Central Capital Futures Wahyu Tribowo juga menilai virus corona memberikan efek negatif terhadap harga CPO. Meski begitu, data ekspor Malaysia periode 1 Februari– 20 Februari dinilai menahan penurunan harga CPO. Pada periode itu, jumlah ekspor Malaysia meningkat 8,8% dibanding bulan sebelumnya dari 727.958 ton menjadi 791.992 ton.
Selain itu, sentimen lain datang dari pemerintah India yang menerbitkan izin impor palm olein dari Indonesia sebesar 1,1 juta ton. Padahal, pada bulan lalu, New Delhi, India membatasi impor komoditas dari Malaysia.
Wahyu memproyeksikan harga CPO ke depan cenderung akan melemah. Hubungan yang linear antara harga minyak dan CPO menjadi sebabnya. Harga minyak sendiri cenderung dalam tren tertekan akibat krisis Iran sehingga membuat harga CPO juga ikut tertekan.
Baca Juga: Demi Menjaga Kinerja, Astra Agro (AALI) Berharap Pada Harga CPO
“Naik turunnya minyak juga akan berpengaruh terhadap CPO,” kata Wahyu.
Sementara, Ibrahim memperkirakan harga CPO ke depan masih akan mengalami gejolak seiring dengan perkembangan virus corona yang kabarnya akan berlangsung hingga satu semester. Sejalan dengan penyebaran virus corona, supply dan demand akan turut berpengaruh dalam pergerakan harga CPO. Namun, Ibrahim optimistis di akhir tahun harga CPO akan membaik.
Wahyu memproyeksikan harga CPO di kuartal I-2020 berada di RM 2.500 per metrik ton hingga RM 3.000 per metrik ton dengan target akhir tahun di RM 2.800 per metrik ton.
Sedang, Ibrahim memprediksi target akhir tahun harga CPO berada di RM 2.600 per metrik ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News