Reporter: Arvin Nugroho | Editor: Herlina Kartika Dewi
Analis Central Capital Futures Wahyu Tribowo juga menilai virus corona memberikan efek negatif terhadap harga CPO. Meski begitu, data ekspor Malaysia periode 1 Februari– 20 Februari dinilai menahan penurunan harga CPO. Pada periode itu, jumlah ekspor Malaysia meningkat 8,8% dibanding bulan sebelumnya dari 727.958 ton menjadi 791.992 ton.
Selain itu, sentimen lain datang dari pemerintah India yang menerbitkan izin impor palm olein dari Indonesia sebesar 1,1 juta ton. Padahal, pada bulan lalu, New Delhi, India membatasi impor komoditas dari Malaysia.
Wahyu memproyeksikan harga CPO ke depan cenderung akan melemah. Hubungan yang linear antara harga minyak dan CPO menjadi sebabnya. Harga minyak sendiri cenderung dalam tren tertekan akibat krisis Iran sehingga membuat harga CPO juga ikut tertekan.
Baca Juga: Demi Menjaga Kinerja, Astra Agro (AALI) Berharap Pada Harga CPO
“Naik turunnya minyak juga akan berpengaruh terhadap CPO,” kata Wahyu.
Sementara, Ibrahim memperkirakan harga CPO ke depan masih akan mengalami gejolak seiring dengan perkembangan virus corona yang kabarnya akan berlangsung hingga satu semester. Sejalan dengan penyebaran virus corona, supply dan demand akan turut berpengaruh dalam pergerakan harga CPO. Namun, Ibrahim optimistis di akhir tahun harga CPO akan membaik.
Wahyu memproyeksikan harga CPO di kuartal I-2020 berada di RM 2.500 per metrik ton hingga RM 3.000 per metrik ton dengan target akhir tahun di RM 2.800 per metrik ton.
Sedang, Ibrahim memprediksi target akhir tahun harga CPO berada di RM 2.600 per metrik ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News