kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Banyak perusahaan bersiap IPO, saham sektor apa yang paling menarik dilirik?


Selasa, 17 September 2019 / 18:26 WIB
Banyak perusahaan bersiap IPO, saham sektor apa yang paling menarik dilirik?
ILUSTRASI. Berdasarkan pipeline BEI calon emiten yang akan IPO di bursa masih ada 22 perusahaan lagi hingga akhir tahun ini.


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berdasarkan pipeline Bursa Efek Indonesia (BEI) calon emiten yang akan melantai di bursa masih ada 22 perusahaan lagi hingga akhir tahun ini. Nah, ini bisa menjadi kesempatan bagi investor untuk memburu saham-saham perusahaan yang akan menggelar initial public offering (IPO).

Nah, untuk memilih saham IPO, analis Oso Sekuritas Sukarno Alatas menyarankan, hal pertama yang bisa dilihat investor bisa dari sektor bisnisnya.  “Investor bisa melihat dari kondisi sektor bisnis yang bersangkutan, apakah kena imbas negatif dari isu yang ada saat ini atau malah dapat katalis positif,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Selasa (17/9).

Baca Juga: Berikut daftar lengkap 22 calon emiten yang siap IPO hingga akhir tahun ini

Kemudian investor juga bisa mencermati fundamental perusahaannya dari prospektus. Sukarno sendiri menyarankan investor mencermati calon emiten sektor properti.

Beberapa calon emiten properti yang masuk pipeline BEI untuk IPO tahun ini antara lain PT Nusantara Almazia, PT Alamanda Investama, PT Repower Asia Indonesia.

Sukarno menjelaskan perusahaan properti banyak yang IPO di akhir tahun ini karena ada sentimen tren penurunan suku bunga dalam beberapa waktu terakhir. Dampak penurunan suku bunga bisa mulai terasa pada tahun depan. Jadi ada kemungkinan di tahun 2020 nanti, sektor properti akan mulai bergairah.

Baca Juga: Kresna Sekuritas siapkan satu perusahaan digital IPO, targetkan raup Rp 600 miliar

Menurut Sukarno perusahaan yang bergerak di bisnis properti bisa jadi pilihan. Tapi investor harus tetap berhati-hati karena permintaan properti belum begitu baik dengan kondisi ekonomi saat ini.

Diantara calon emiten properti tersebut, kata Sukarno, yang menarik untuk dicermati adalah Nusantara Almazia. Sebab bisnis properti perusahaan ini cukup beragam. Salah satunya mengembangkan perumahan dengan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) di Kabupaten Karawang.

Program FLPP ini merupakan salah satu cara pemerintah mengurangi backlog perumahan setiap tahunnya. Pada tahun ini, pemerintah menargetkan bisa mengurangi backlog 5,4 juta rumah.

Penjualan rumah FLPP tidak terlalu terpengaruh dari sektor properti yang sedang lesu karena rumah FLPP bukan untuk diinvestasikan tapi untuk kebutuhan menetap.

Baca Juga: Targetkan pendapatan naik 16 kali lipat, begini rencana Bhakti Agung (BAPI)

Selain FLPP, Nusantara Almazia juga mengembangkan kawasan mixed use terpadu untuk  pembangunan apartemen, pertokoan, perkantoran, hotel, sekolah, rumahsakit.

Selain itu, kata Sukarno, calon emiten seperti PT Mulia Boga Raya produsen keju Prochiz yang masuk dalam sektor makanan dan minuman, juga bisa dilirik. Menurut dia, sektor ini bisa jadi pilihan dengan pertimbangan  kondisi ekonomi yang belum begitu baik.

Namun, investor juga perlu melihat berapa market share dan fundamental perusahaan Mulia Boga sebagai bahan pertimbangan. Kalau market share besar dan ada potensi ekspansi yang menarik, bisa jadi pilihan untuk investasi.

Baca Juga: Harga saham Telefast Indonesia (TFAS) melejit pada perdagangan perdana

Sementara, analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menambahkan cenderung memilih sektor yang lebih familiar seperti properti dan komoditas. “Walaupun nature bisnis komoditas sifatnya musiman,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×