Reporter: Benedicta Prima | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mitra Investindo Tbk (MITI) berencana melaksanakan penggabungan nilai nominal saham (reverse stock) dari lima saham menjadi dua saham baik untuk saham kelas A maupun kelas B.
Adapun nilai nominal saham kelas A yang semula Rp 200 menjadi Rp 500 per saham dan kelas B yang semula Rp 20 menjadi Rp 50 per saham. Untuk melaksanakan reverse stock, MITI membutuhkan persetujuan para pemegang saham melalui pelaksanaan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 14 Oktober 2020.
Direksi MITI dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) menjelaskan reverse stock ini dilakukan agar bisa melaksanakan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) alias right issue.
Pasalnya, sesuai dengan ketentuan, penerbitan saham dapat dilakukan sekurang-kurangnya dengan harga pelaksanaan yang sama dengan nilai nominal. Di samping itu, sesuai dengan ketentuan perdagangan saham di BEI Nomor II-A tentang perdagangan efek bersifat ekuitas, untuk dapat diperdagangkan saham yang diterbitkan minimal dengan harga sebesar Rp 50 per saham.
"Saat ini nilai buku saham perseroan tercatat di bawah nilai nominal saham," jelas direksi MITI, Jumat (10/9).
Rencananya, dana hasil right issue ini akan digunakan oleh MITI untuk melakukan pertumbuhan anorganik dengan melakukan pengambilalihan perusahaan yang dapat memberikan pendapatan usaha. Asal tahu saja, saham MITI telah disuspensi oleh BEI sejak 11 Maret 2018 karena kondisi yang tidak memiliki pendapatan usaha.
Jumlah saham yang rencananya akan diterbitkan sebanyak-banyaknya 2,86 miliar saham kelas B dengan nilai nominal Rp 50. Bila memperhitungkan sebelum pelaksanaan reverse stock maka rencana penerbitan saham right issue adalah 202,95% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Sedangkan bila memperhitungkan pelaksanaan reverse stock maka saham yang diterbitkan setara 507,38% dari modal ditempatkan dan disetor penuh.
Baca Juga: PSBB Jakarta, dua sektor ini diramal bakal raup untung besar
Dalam prospektusnya, harga pelaksanaan right issue akan diumumkan kemudian berikut dengan pelaksanaannya yaitu dalam rentang 12 bulan setelah tanggal RUPSLB.
Secara rinci, dana hasil right issue akan digunakan sebesar 48,87% untuk mengakuisisi 64,87 juta saham atau setara 99,81% dari seluruh modal yang ditempatkan dalam PT Wasesa Line (WL) milik PT Prime Asia Capital (PAC). Sekitar 9% untuk pembelian piutang Prime Asia Capital pada Wasesa Line dan sisa dananya akan digunakan untuk modal kerja.
Wasesa Line merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pelayaran untuk mengangkut orang atau barang yang nantinya akan menjadi support vessel vehicle dalam kegiatan produksi dan gas bumi lepas pantai.
Dalam perjanjian bersyarat pemasukan saham (inbreng) sebagai setoran modal ke dalam MITI, PAC akan mengalihkan seluruh saham yang dimilikinya dalam WL sejumlah 64,87 juta lembar saham dengan nilai nominal Rp 1.000 per lembar.
Sebagai pembayarannya, MITI akan memberikan saham baru hasil right issue dengan memperhatikan kepemilikan saham Interra Resources Limited (IRL) sebesar 48,87%. Maka porsi right issue yang akan diterima oleh IRL sesuai dengan porsi kepemilikannya yang akan diserahkan kepada PAC yakni 48,87% atau setara dengan total nilai saham WL yang akan diakuisisi oleh MITI yaitu sebesar Rp 70 miliar.
Baca Juga: Ini sektor yang bakal untung dan buntung akibat PSBB
IRL selaku pengendali MITI akan menyerahkan porsi right issue yang menjadi haknya kepada PAC. Kemudian, PAC telah menyatakan akan memperoleh pengalihan right issue dari IRL dan berkomitmen untuk mengambil saham yang diterbitkan oleh MITI melalui right issue yang diperoleh dari IRL.
Selain itu, MITI dan PAC telah menandatangani perjanjian bersyarat jual beli piutang, sepakat bahwa MITI akan membeli tagihan milik PAC kepada WL senilai Rp 15 miliar dengan dana yang diperoleh dari right issue.
"Dalam PMHMETD ini perseroan memperoleh komitmen dari PAC sesuai dengan perjanjian bersyarat inbreng untuk mengambil bagian sebesar 48,87% dan PAC berkomitmen menjadi pembeli siaga dengan nilai sebanyak-banyaknya Rp 15 miliar dan selebihnya perseroan belum memperoleh komitmen dari pihak yang akan menjadi pembeli siaga atas sisa saham yang tidak diambil bagian setelah porsi PAC," jelasnya.
PAC akan mengambilbagian right issue yang menjadi haknya dengan melakukan penyetoran dalam bentuk lain selain uang yaitu dengan pemasukan saham alias inbreng sejumlah 64,87 juta lembar saham WL, sedangkan sisanya akan dilakukan dalam bentuk tunai.
Selanjutnya: Mitra Investindo (MITI) Kembali Menambang Granit
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News