CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Bahana: IHSG bisa tembus level 6.000 tahun ini


Senin, 09 Januari 2017 / 20:40 WIB
Bahana: IHSG bisa tembus level 6.000 tahun ini


Sumber: Antara | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. PT Bahana Securities memproyeksikan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan menuju level 6.000 poin pada 2017 atau meningkat sekitar 13 % dibanding harga penutupan tahun lalu sebesar 5.296 poin.

"Dengan berbagai optimisme dalam perekonomian versi Bahana Securities, IHSG bakal melesat hingga 6.000 pada tahun ini," papar Kepala Riset dan Strategi Bahana Securities, Harry Su, Senin (9/1).

Dalam riset terkini, lanjut dia, Bahana memperkirakan ekonomi 2017 bakal tumbuh 5,3 %, lebih tinggi dari target pemerintah yang hanya mematok pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1 %.

Pertumbuhan sebesar itu, ia menjelaskan, dengan asumsi Bank Indonesia masih memiliki ruang untuk memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin, sehingga daya beli masyarakat akan tetap terjaga kuat.

Ia menambahkan bahwa belanja pemerintah diperkirakan juga menjadi katalis bagi perekonomian nasional, setelah pemerintah sukses dengan program amnesti pajak serta membaiknya harga komoditas di pasar global yang dapat memberi dampak positif bagi ekspor Indonesia.

Meski ada tekanan dari rencana kenaikan tarif listrik, namun inflasi masih akan terjaga di bawah level 4 % sepanjang 2017, sedangkan selisih suku bunga obligasi pemerintah Indonesia bertenor 10 tahun dengan suku bunga US t-bills diperkirakan masih akan stabil sekitar 550 basis poin.

Meski The Fed akan menaikkan suku bunga pada tahun ini, sehingga Bank Indonesia (BI) masih punya ruang untuk memotong suku bunga selama dinamika inflasi dan stabilitas keuangan masih bisa tetap terjaga.

"Bahana memperkirakan rata-rata inflasi sepanjang 2017 akan berada pada kisaran 3,7 %, sudah dengan asumsi adanya kenaikan tarif listrik," papar Harry Su.

Pemulihan ekonomi, lanjut dia, pada akhirnya memberi dampak pada peningkatan barang import dan berujung pada kenaikan defisit transaksi berjalan yang diperkirakan mencapai 2,3 % dari pertumbuhan ekonomi, dibanding perkiraan tahun lalu sekitar 2 %.

Harry Su juga menyampaikan bahwa dalam "roadshow" yang dilakukan Bahana ke Eropa pada pertengahan Desember lalu, investor memberi penilaian negatif terhadap situasi politik Indonesia.

Penyelesaian kasus hukum yang menjerat Calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menjadi salah satu pertimbangan penting bagi investor dalam merencanakan investasi mereka di Indonesia.

"Pemilihan Gubernur DKI Jakarta akan menjadi gambaran atas apa yang dapat terjadi pada pemilihan presiden pada 2019 mendatang," katanya.

Bila Indonesia mampu mengatasi kegaduhan politik, lanjut Harry Su, Bahana meyakini pondasi pemerintah untuk melaju dengan pesat dan menarik investasi akan semakin kuat.

Dengan bauran antara optimisme dan kegaduhan politik yang membayangi Indonesia sepanjang tahun ini, Bahana merekomendasikan beli untuk saham PT Astra Internasional Tbk (ASII) dengan target harga Rp10.000, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dengan target harga Rp5.000, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dengan target harga Rp3.267, dan PT Ciputra Development Tbk (CTRA) dengan target harga Rp1.800.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×