Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas masih dalam tren pelemahan pada awal November, seiring dengan ketidakpastian yang muncul menjelang pengumuman kebijakan bank sentral Amerika Serikat, The Fed.
Selasa (31/10), harga emas pada pasar spot tercatat turun sebesar 0,66% dan ditutup pada posisi US$ 1.982,71 per ons troi, menandai penurunan selama dua hari berturut-turut sebesar 1,15%.
Lalu, awal November ini pada pukul 13.26 WIB, harga emas turun 0,11% ke US$ 1.980,54 per ons troi.
Meskipun demikian, secara keseluruhan emas mencatatkan performa yang cemerlang sepanjang bulan Oktober. Harga emas spot tercatat mengalami kenaikan sebesar 7,27%, atau kinerja terbaik sejak Maret 2023, yang mana emas berhasil melonjak sebesar 7,7%.
Analisis Deu Calion Futures (DCFX) Andrew Fischer mengatakan, emas mulai menimbulkan kekhawatiran seiring dengan memasukinya bulan November. Harga emas saat ini cenderung menurun di tengah antisipasi pasar terhadap hasil rapat The Fed, serta ketegangan geopolitik yang masih memanas di Timur Tengah.
Baca Juga: Gejolak Rupiah Beri Dampak pada Pergerakan Inflasi Oktober 2023
Fischer juga menuturkan bahwa harga emas akan sangat dipengaruhi oleh keputusan kebijakan The Fed. Pengumuman kebijakan moneternya yang dijadwalkan pada Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia, diperkirakan akan berdampak signifikan terhadap harga emas.
Menurutnya, jika kebijakan yang diambil oleh The Fed cenderung hawkish maka harga emas berpotensi untuk tertekan seiring dengan penguatan dolar AS dan imbal hasil US Treasury yang meningkat.
"Penguatan dolar AS membuat harga emas semakin mahal bagi investor, sementara imbal hasil US Treasury yang meningkat membuat emas menjadi kurang menarik dibandingkan instrumen investasi lainnya," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (1/11).
Indeks dolar yang menguat tajam ke level 106,7 kemarin dari 106,12 pada hari sebelumnya, menunjukkan adanya tekanan lebih lanjut terhadap harga emas. Sementara itu, berdasarkan Proyeksi FedWatch Tool, sebagian besar pelaku pasar atau sekitar 97,1%, memperkirakan The Fed akan mempertahankan suku bunga acuan.
"Meski proyeksi ini sedikit menurun dibandingkan hari sebelumnya yang mencapai 98,4%, tetap menunjukkan kehati-hatian pasar terhadap kebijakan The Fed yang akan mempengaruhi harga emas dalam beberapa hari mendatang," katanya.
Menyikapi prospek ke depan, beberapa analis juga menyoroti bahwa kondisi harga emas dapat terus dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal, termasuk ketegangan geopolitik yang berkelanjutan di beberapa wilayah, termasuk Timur Tengah.
Baca Juga: Inflasi Oktober 2023 Sentuh 0,17% MoM, Melambat dari Bulan Sebelumnya
Ketidakpastian terkait perkembangan situasi di wilayah tersebut cenderung memberikan dorongan bagi harga emas, mengingat perannya sebagai aset perlindungan saat ketidakstabilan politik meningkat.
Fischer memprediksikan hari ini, emas (XAUUSD) cenderung mengalami penurunan yang cukup tinggi. Pengaruh penurunan ini karena menguatnya Kembali imbal hasil obligasi AS Yang mendukung kenaikan USD kembali.
Ia bilang bahwa ini kejadian di luar ekspetasi, yang mana potensi emas cenderung menguat akan tetapi mengalami penurunan.
"Hal ini sepertinya akan berdampak terhadap berita FOMC pada esok hari jam 01.00 WIB yang mana penguatan terhadap USD nampaknya masih akan terus terjadi dalam beberapa hari ini," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News