Reporter: Dityasa H. Forddanta | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Nico menilai, dividen interim ASII yang nilainya tidak signifikan belum cukup menjadi alasan untuk saham ini dikoleksi. Ditambah lagi dengan kinerja keuangan yang sedang menurun.
Setali tiga uang, Chris menilai, ASII sejatinya bukan karakter saham dividen. "Dari tahun ke tahun, nilainya cenderung tetap," imbuh Chris.
Medio 2018, ASII membagikan dividen interim Rp 60 per saham. Nilai ini hanya selisih Rp 3 lebih besar dibanding tahun berikutnya. Meski begitu, AALI cukup menarik perhatian setelah kembali membagikan dividen.
Harga CPO memang masih fluktuatif. Namun, perekonomian China kembali bergerak. Pada saat yang bersamaan, kurs rupiah masih cenderung melemah. "Kondisi ini menguntungkan emiten yang memiliki porsi ekspor besar ke China dan menggunakan kurs dollar AS," terang analis RHB Sekuritas Andrey Wijaya dalam riset.
Baca Juga: Simak jadwal pembagian dividen interim United Tractors (UNTR) dan Astra (ASII)
Namun, menurut Andrey, AALI lebih cocok untuk jangka pendek, setidaknya hingga kuartal keempat ketika vaksin sudah mulai didistribusikan. Andrey merekomendasikan buy saham AALI dengan target harga Rp 13.700 per saham.
Sedangkan Nico merekomendasikan hold saham ASII dengan target harga Rp 4.800 per saham.
Baca Juga: FIF Group telah restrukturisasi 930.000 nasabah terdampak Covid-19
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News