kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

ASMI genjot pemasaran agar kinerja kian kinclong


Jumat, 31 Januari 2014 / 06:15 WIB
ASMI genjot pemasaran agar kinerja kian kinclong
ILUSTRASI. Desain kamar anak berwarna putih


Reporter: Agus Triyono | Editor: Avanty Nurdiana

JAKARTA. Bisnis asuransi masih terus bertumbuh. Agar tak tergerus, PT Asuransi Mitra Maparya mencoba mencari cara untuk bisa meningkatkan kinerja. Caranya adalah dengan meningkatkan jaringan pemasaran.

Untuk itu, emiten yang menyandang kode ASMI ini mencari dana melalui penawaran saham perdana alias initial public offering (IPO). Pada hajatan tersebut, ASMI melepas 402,78 juta saham setara dengan 29% saham dari modal ditempatkan dan disetor. Sementara harga IPO ASMI di Rp 270 per saham. Dus, emiten asuransi ini berhasil meraup dana Rp 108,75 miliar.

ASMI resmi melantai di Bursa Efek Indonesia pada 16 Januari 2014. Tak hanya menerbitkan saham biasa, ASMI juga menyelipkan pemanis dalam aksi IPO ini yakni waran. ASMI menerbitkan 402,78 juta waran seri I yang bisa dikonversikan menjadi saham baru. Jumlah waran ini setara dengan 32,22% dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor.

Harga pelaksanaan waran seri I ini di Rp 360 per saham. Sementara masa pelaksanaan dilakukan pada 16 Juli 2014 sampai 13 Januari 2017.
Dari hasil IPO ini, emiten ini akan menggunakan sebagian besar dana untuk memperluas jaringan pemasaran. Joseph D Angkasa, Presiden Direktur Asuransi Mitra Maparya mengatakan, anggaran dana IPO akan menggunakan 65% dari total dana IPO setara dengan Rp 70,68 miliar. Upaya itu akan dilakukan dengan mengubah status kepemilikan tiga kantor perwakilan menjadi kantor cabang.  

Sampai saat ini, ASMI sudah memiliki tiga kantor cabang dan 12 kantor perwakilan di seluruh Indonesia. Cabang itu, berlokasi di Semarang, Surabaya dan Medan. Joseph mengatakan, akan membangun satu kantor perwakilan di Pontianak dan satu kantor cabang di wilayah Indonesia Timur.

Selain itu, ASMI juga akan menggunakan 35% dana hasil IPO untuk meningkatkan infrastruktur teknologi komunikasi, informasi, promosi dan pemasaran  mereka.  Rinciannya, 15% untuk meningkatkan teknologi, 10% untuk mengembangkan sumberdaya manusia dan sisanya 10% untuk promosi dan pemasaran. Joseph berharap, dengan strategi ini ASMI bisa meningkatan penetrasi dan memperluas jaringan bisnis mereka.

Berharap tumbuh 20%

Pasca berhasil meraup dana segar, Asuransi Mitra Maparya berharap bisa meningkatkan pertumbuhan premi hingga 20% di tahun ini. Pada tahun lalu pendapatan premi Mitra Maparya mencapai Rp 290 miliar. Ini berarti, pada tahun ini, pendapatan premi Asuransi Mitra Maparya bisa mencapai Rp 350 miliar.

Pendapatan tersebut berasal dari asuransi kendaraan bermotor, asuransi properti dan kesehatan.

Namun menurut Jasin Tjandrawidjaja, Direktur Keuangan Asuransi Mitra Maparya, akan lebih menggenjot produk surety bonds dan asuransi kesehatan. Kedua produk tersebut adalah produk asuransi teranyar perusahaan ini.

Perusahaan ini juga berencana menggunakan beberapa saluran distribusi untuk memasarkan produk. Selama ini bancassurance dan multifinance menjadi penyumbang terbesar dengan porsi 50%. Tak hanya itu, ke depan perusahaan ini juga telah menjalin kerjasama dengan beberapa bank seperti Bank CIMB Niaga, Bank Internasional Indonesia, Bank Permata dan Bank UOB Indonesia.

Tahun ini, Asuransi Mitra Maparya berencana menambah kerjasama bancassurance dan multifinance baru. Diantaranya adalah, Bima Finance, Kencana Internusa Arta Finance dan Dipo Star Finance.

Namun, untuk strategi penempatan investasi, emiten ini mengaku belum akan mengubah strategi. Jasin bilang, akan menempatkan mayoritas investasi di deposito sekitar 70%. "Kami menaruh deposito karena konservatif dan untuk menjaga likuiditas,: ujar dia. Sementara sekitar 20% akan ditempatkan di obligasi korporasi dan sisanya di saham dan reksadana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×