Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - Investor asing semakin agresif masuk ke pasar obligasi Indonesia, setelah Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan, BI 7-day reverse repo rate menjadi 4,5%. Ini tampak dari kepemilikan asing pada surat berharga negara (SBN) per 30 Agustus 2017 yang mencapai Rp 785,32 triliun. Angka ini naik 1,16% dalam sebulan dan 14,55% sejak awal tahun atawa year to date (ytd).
BI memangkas suku bunga acuan pada 22 Agustus lalu. Saat itu, porsi asing di SBN baru sebesar Rp 778,60 triliun. "Ada faktor penurunan suku bunga acuan yang menjadi indikator positif," ungkap I Made Saputra, Analis Fixed Income MNC Sekuritas.
Penurunan suku bunga acuan BI jadi kesempatan asing untuk mencari celah mengoleksi portofolio investasi. Namun, prospek surat berharga negara kita ke depan bakal dipengaruhi oleh agenda bank sentral dunia, terutama Amerika Serikat dan Eropa.
Toh, Made bilang, selisih imbal hasil yang pemerintah kita tawarkan masih jauh lebih menarik dibanding negara lain. "Imbal surat utang Jerman untuk 10 tahun 0,38%, sedang Indonesia 6,75%," kata Made memberi contoh.
Dengan demikian, rencana AS dan Eropa menaikkan suku bunga belum tentu bisa menyebabkan dana asing keluar dari pasar obligasi negara berkembang termasuk Indonesia. Apalagi, dengan menimbang proyeksi ekonomi kita yang terus membaik.
Made optimistis, komposisi dana asing di SBN akan terus menanjak. Prediksinya: dana asing di SBN naikjadi Rp 830 triliun di akhir tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News