kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

AS-China capai kesepakatan dagang tahap I, ini saham komoditas rekomendasi analis


Minggu, 19 Januari 2020 / 19:10 WIB
AS-China capai kesepakatan dagang tahap I, ini saham komoditas rekomendasi analis
ILUSTRASI. Suasana penambangan batubara menggunakan bucket wheel escavator di lokasi penambangan batubara PT. Bukit Asam (PTBA) di Tanjung Enim, Sumatera Selatan (20/5).


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Amerika Serikat dan China memutuskan untuk menandatangani kesepakatan dagang fase pertama pada Rabu (15/1) di Gedung Putih, Washington DC. Hal ini semakin menunjukkan bahwa isyarat damai dari kedua raksasa ekonomi dunia tersebut semakin dekat.

Analis Royal Investum Sekuritas Wijen Ponthus menilai, salah satu hasil kesepakatan dagang ini adalah diperbolehkannya kembali AS untuk mengekspor gas dan batubara ke China. Sehingga menurutnya, emiten yang berpeluang meraup keuntungan dari adanya kesepakatan dagang ini adalah emiten bidang energi.

Baca Juga: Perang dagang mereda, berikut saham rekomendasi analis

“Harapannya permintaan kembali naik lalu harga komoditas juga naik,” ujar Wijen.

Selain itu, Wijen menilai komoditas lain seperti crude palm oil (CPO) dan komoditas logam juga bakal naik dengan adanya kesepakatan dagang ini.

Lebih lanjut, kesepakatan dagang ini juga berpotensi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi masing-masing Negara. Maka, tidak menutup kemungkinan permintaan batubara dari China juga akan meningkat. Dus, emiten batubara juga bakal kecipratan untung.

Adapun saham bidang energi dan pertambangan yang Wijen rekomendasikan untuk dikoleksi adalah PT Medco Energi International Tbk (MEDC) dengan target harga Rp 840, saham PT TIMAH Tbk (TINS) dengan harga Rp 870, saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dengan target harga Rp 1.180, dan saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dengan harga Rp 2.650 per saham.

Baca Juga: Simak prospek saham perbankan untuk tahun 2020

Head of Corporate Communications PT Indika Energy (INDY) Leonardus Herwindo menanggapi positif adanya kesepakatan dagang antara AS dengan China.

Menurut Leonardus, kesepakatan dagang yang terjadi berbarengan dengan momentum musim dingin di China diharapkan dapat memberi dorongan positif terhadap pasar komoditas batubara.

“Walaupun mungkin efeknya baru akan terasa setelah libur Tahun Baru China,” ujar Leonardus kepada Kontan.co.id, Jumat (17/1).

Leonardus tidak menampik, kecamuk perang dagang memiliki pengaruh terhadap ekspor batubara. Sebab, permintaan batubara berimbas terhadap indeks harga yang menurun dan kebanyakan kontrak jangka panjang mengikuti fluktuasi harga indeks tersebut.

Baca Juga: Terdampak kenaikan harga minyak, ini strategi Mitrabahtera Segara (MBSS)

Tahun lalu, produksi INDY mencapai 34 juta ton. Untuk target produksi tahun ini, INDY belum bisa merilisnya sebab harus mengikuti persetujuan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) yang dikeluarkan pemerintah.

“Dalam hal ini kami yakin pemerintah akan bijaksana dalam menjaga demand dan supply dengan menentukan saat yang tepat bila harus dilakukan peningkatan produksi,” tutup Leonardus.

Melansir dari laporan keuangan INDY, per kuartal III-2019 emiten penghuni Indeks Kompas100 ini membukukan pendapatan sebesar US$ 2,08 miliar. Sebanyak 50,31% atau US$ 1,04 miliar diantaranya merupakan penjualan batubara terhadap pelanggan luar negeri.

Baca Juga: Humpus Intermoda Tbk (HITS) tidak terdampak efek kenaikan harga minyak

Berdasarkan catatan Kontan.co.id, saat ini pangsa ekspor batubara terbesar INDY masih didominasi oleh China yakni sebesar 37%, disusul Korea Selatan sebesar 9% dan India dengan pasar ekspor sebesar 7%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×