kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.239.000   4.000   0,18%
  • USD/IDR 16.580   -32,00   -0,19%
  • IDX 8.118   47,22   0,59%
  • KOMPAS100 1.119   4,03   0,36%
  • LQ45 785   1,90   0,24%
  • ISSI 286   2,08   0,73%
  • IDX30 412   0,93   0,23%
  • IDXHIDIV20 467   0,39   0,08%
  • IDX80 123   0,45   0,36%
  • IDXV30 133   0,76   0,57%
  • IDXQ30 130   0,07   0,05%

Antisipasi Rilis Kinerja Emiten dan Aksi Window Dressing, Cek Saham Pilihan Analis


Minggu, 05 Oktober 2025 / 17:34 WIB
Antisipasi Rilis Kinerja Emiten dan Aksi Window Dressing, Cek Saham Pilihan Analis
ILUSTRASI. IHSG Rebound di Awal September-Suasana di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (1/9/2025). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat jelang akhir tahun berkat aksi window dressing, cermati saham pilihan analis.


Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Noverius Laoli

Managing Director Research & Digital Production Samuel Sekuritas Indonesia, Harry Su memprediksi, sektor perbankan besar seperti BBCA dan BBNI akan membukukan laba yang lebih baik secara kuartalan karena adanya perbaikan pada net interest margin (NIM).

Pun sektor konsumer serupa ICBP dan MYOR, katanya, karena didukung oleh penurunan harga komoditas.

Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee menimpali, sektor properti seperti CTRA, BSDE, dan PWON juga akan berpeluang ikut pulih. Apalagi, sektor ini amat sensitif terhadap perubahan suku bunga.

“Tapi mungkin full year baru terlihat lebih baik,” tambahnya. Emiten konsumer seperti ICBP, MAPI, AMRT pun dinilainya punya kesempatan serupa.

Baca Juga: Rekomendasi Saham Pilihan untuk Senin (6/10), IHSG Menguat 0,23% di Pekan Ini

Liza menyebut, sektor teknologi juga akan diuntungkan jika ada katalis kontrak atau orderbook yang terdorong oleh peristiwa tertentu (event-driven).

Kinerja emiten transportasi dan logistik pun kerap terangkat saat terjadinya periode puncak permintaan atawa peak season jelang akhir tahun. 

Nico menambahkan, sektor energi, teknologi, emas, non siklikal, bahan dasar, dan industri juga bisa menjaring peluang perbaikan kinerja di sisa tahun ini.

Tapi, semuanya menurut Nico akan kembali pada sektor, fundamental, serta potensi valuasi masing-masing mengingat sentimen mudah berubah. “Apabila kenaikan blue chips sudah tinggi, hal ini perlu diwaspadai agar jangan sampai mengalami penurunan,” wantinya.

Rekomendasi Saham

Di sektor konsumer non siklikal, investor kata Liza bisa mengincar saham JPFA, ICBP, dan SSMS dengan target harga masing-masing Rp 2.330, Rp 11.450, dan Rp 2.400. Di sektor energi, ada AKRA yang bisa dilirik di target harga Rp 1.630.

Kalau dari sektor infrastruktur, HGII, IPCC, dan PGEO bisa jadi pilihan, dengan target harga masing-masing Rp 210, Rp 1.330, dan Rp 1.800. Untuk sektor keuangan, BBRI dan BMRI juga dijagokan Liza di harga Rp Rp 4.720 dan Rp 6.300.

Baca Juga: Asing Catat Net Buy di Akhir Pekan, Cermati Saham yang Banyak Diborong

Sementara dari sektor barang baku dasar, ANTM kata Liza bisa diincar di harga Rp 4.000, konsumer siklikal ada HRTA di Rp 1.100, dan CYBR untuk sektor teknologi dengan target Rp 1.450 per saham.

Untuk jangka panjang, Hans mengunggulkan saham-saham blue chips seperti BBCA, ASII, dan BBRI. “Lakukan akumulasi beli kalau terjadi koreksi di saham atau pasar saham,” sarannya.

 

Adapun rekomendasi Harry jatuh pada BBCA, TLKM, ICBP, AMRT, dan JPFA dengan target harga masing-masing di Rp 9.600, Rp 3,900, Rp 12.800 Rp 3,000, dan Rp 2.000.

“Kami menilai emiten ini defensif, memiliki fundamental kuat, dan berpotensi memberi kontribusi pada pergerakan IHSG di tengah volatilitas saham laggard,” tutupnya.

Selanjutnya: Stok BBM Shell Habis Total, SPBU Sepi dan Petugas Jualan Kopi

Menarik Dibaca: IHSG Masih Rawan Konsolidasi, Simak Rekomendasi Saham MNC Sekuritas (6/10)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×