kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Antam baru pakai 23%-24% dana obligasi tahap I


Selasa, 18 September 2012 / 17:45 WIB
Antam baru pakai 23%-24% dana obligasi tahap I
ILUSTRASI. Testing Covid-19 capai 400.000 per hari, kapasitas isolasi terpusat ditambah. Pemerintah mengoperasikan Rumah Susun (Rusun) Nagrak dan Pasar Rumput menampung hingga 10.000 pasien


Reporter: Astri Kharina Bangun |

JAKARTA. Hingga September 2012 PT Aneka Tambang Tbk (ANTM/Antam) sudah menggunakan sekitar 23%-24% dari dana penerbitan Obligasi ANTM I/2011 untuk proyek feronikel Halmahera Timur (Feni Haltim). Nilai Obligasi ANTM I yang terbit November 2011 tersebut mencapai Rp 3 triliun.

"Penyerapan rendah karena proses tender EPC lama. Dananya akan banyak terealisasi setelah pemenang tender ditentukan bulan Oktober," ujar Direktur Keuangan Antam Djaja Tambunan, Selasa (18/9).

Tender tersebut terkait pembangunan sejumlah fasilitas penunjang di proyek Feni Haltim, seperti smelter, power plant, serta infrastruktur lainnya. Selain dari dalam negeri, peserta tender antara lain berasal dari Korea, Jepang, Denmark, dan Finlandia. Total ada delapan paket proyek yang nantinya akan digabung menjadi satu pabrik feronikel di Halmahera Timur dengan Antam sebagai koordinator.

"Oktober dipilih (pemenang), mulai kuartal pertama tahun depan pembangunan dilakukan," kata Djaja. Proyek FeNi Haltim bernilai US$ 1,6 miliar. Antam mendanai sekitar US$ 1 miliar sedangkan sisanya ditalangi oleh PLN yang mengerjakan proyek power plant di lokasi tersebut.

Sumber dana Antam untuk proyek ini adalah gabungan dari kas internal, pinjaman perbankan, dan penerbitan obligasi berkelanjutan. Obligasi I/2011 merupakan bagian obligasi berkelanjutan yang telah didaftarkan kepada Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) sebesar Rp 4 triliun. Perseroan belum memutuskan mengenai penerbitan tahap kedua dari obligasi berkelanjutan tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×