Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
Virus corona, yang sejauh ini menginfeksi lebih dari 205.000 orang dan menewaskan lebih dari 8.200 di seluruh dunia, telah mendatangkan malapetaka di pasar, ketika negara-negara di seluruh dunia melakukan lockdown untuk menahan penyebarannya.
Federal Reserve (The Fed) pada Selasa (17/3) mengatakan, akan mengembalikan fasilitas pendanaan yang digunakan selama krisis keuangan 2008 untuk mendapatkan kredit langsung ke bisnis dan rumahtangga di tengah kekhawatiran krisis likuiditas akibat virus corona.
Baca Juga: Harga emas Antam naik Rp 25.000 sehari, seminggu masih tekor 1,55%
Menambah itu, Pemerintahan Donald Trump mengejar paket stimulus US$ 1 triliun yang bisa mengirimkan cek senilai US$ 1.000 ke setiap warga AS dalam waktu dua minggu untuk meredam dampak virus corona ke perekonomian.
"Emas akan tetap stabil selama beberapa sesi berikutnya karena investor menunggu untuk melihat, apakah Pemerintahan Trump bisa dengan cepat mewujudkan rencana stimulus besar-besaran itu," kata Edward Moya, Analis Pasar Senior OANDA.
"Jika kita melihat pengulangan krisis keuangan ketika Kongres AS tidak efektif dalam bertindak cepat, perebutan uang tunai akan terus berlanjut," imbuh dia dalam sebuah catatan yang Reuters lansir.
Harga emas sudah anjlok lebih dari 12% atau lebih dari US$ 200 sejak melonjak melewati level US$ 1.700 per ons troi minggu lalu, karena investor melepas logam mulia untuk mendapatkan uang tunai dan margin.
Baca Juga: Wow, harga emas Antam melonjak Rp 25.000 menjadi Rp 826.000 per gram
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News