Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - SAN FRANCISCO. Kekhawatiran akan penyebaran virus corona yang cepat dan dampaknya terhadap ekonomi global, serta jatuhnya harga minyak, telah menyebabkan dana senilai US$ 5 triliun menguap dari kapitalisasi pasar S&P 500 dalam beberapa pekan terakhir.
Melansir Reuters, indeks acuan bursa saham AS S&P 500 turun 7,6% pada hari Senin. Kondisi ini memicu penghentian perdagangan sementara dalam penurunan satu hari terbesar sejak 2011.
Anjloknya pasar saham terjadi setelah Arab Saudi dan Rusia memulai perang harga minyak dan mengancam akan membanjiri pasar minyak global dengan pasokan. Tak pelak, harga minyak mentah jatuh 20% dan merupakan penurunan harian terdalam mereka sejak Perang Teluk 1991.
Perang harga itu pecah setelah negara-negara penghasil minyak utama gagal mencapai kesepakatan untuk memangkas produksi sebagai langkah untuk menebus permintaan yang lebih rendah terkait dengan virus corona.
Baca Juga: Harga minyak mentah dunia anjlok 30% saham Medco ikut terpapar 19,55%
"Ini badai yang sempurna. Anda punya banyak ketidakpastian dalam hal seberapa jauh virus akan menyebar di AS. Anda melapisinya dengan potongan harga minyak. Yang ketiga adalah ketidakstabilan keuangan, dalam arti bahwa dengan penurunan dalam sejauh dan secepat mereka jatuh," papar Chris Zaccarelli, kepala investasi di Independent Advisors Alliance kepada Reuters.
Di New York Stock Exchange, jumlah saham yang mencapai posisi terendah dalam 52 minggu terakhir mencapai lebih dari 3.500 saham pada hari Senin. Ini merupakan jumlah terendah baru sejak 2008.
Baca Juga: Bursa saham AS rontok, Donald Trump salahkan Arab Saudi dan Rusia
Data Reuters juga menunjukkan, sejak indeks S&P 500 mencapai rekor tertinggi, nilai kapitalisasi pasar indeks acuan ini telah terhapus lebih dari US$ 5 triliun. Nilai gabungan sekitar 10 perusahaan terbesar S&P 500 berdasarkan kapitalisasi pasar, mengalami penurunan lebih dari US$ 1,4 triliun.