kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45936,50   8,15   0.88%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Anderson Sumarli, CEO Ajaib Group yang mengawali investasi sejak umur 9 tahun


Jumat, 19 Februari 2021 / 14:21 WIB
Anderson Sumarli, CEO Ajaib Group yang mengawali investasi sejak umur 9 tahun


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

Anderson selalu memulai dengan melakukan analisis top-down. Dalam menilai saham, Anderson  memulai dengan menganalisis prospek industrinya terlebih dahulu. “Karena saya berlatar belakang ekonomi, saya hanya berinvestasi pada saham yang industrinya mempunyai prospek jangka panjang,” terang Anderson.

Selain saham, Anderson juga menyimpan portofolio investasinya di reksadana pasar uang dan perusahaan rintisan (startup). Reksadana pasar uang dipilih karena risikonya yang rendah dan punya return lebih tinggi daripada tabungan. “Saya juga menginvestasikan sebagian kecil portofolio saya ke dalam perusahaan rintisan, yang berisiko tinggi tetapi pengembaliannya juga tinggi,” terang Anderson.

Saat ini, sebanyak 20% portofolio Anderson ditempatkan di reksadana pasar uang. Sementara 10% lagi diinvestasikan di beberapa perusahaan rintisan (start-up).

Pria asal Jakarta ini berprinsip, investasi harus bertujuan supaya uang yang bekerja agar bisa menghasilkan uang kembali. Inilah salah satu hal terpenting yang perlu dipahami oleh semua orang mengenai konsep melipatgandakan imbal hasil investasi.

Sudah mengenal pasar modal sejak usia belia, Anderson pun membagikan tips bagi para investor pemula. Mulailah berinvestasi dengan modal kecil, yang terpenting adalah adanya kemauan untuk mencoba. Menurut dia, cukup mengalokasikan 10% dari pendapatan reguler terlebih dahulu.

Baca Juga: Pernah nyangkut di saham tak likuid, ini kiat Direktur Djasa Ubersakti Hizkia

Dari modal yang kecil ini, kita bisa melihat dan merasakan seperti apa rasanya berinvestasi. Lama kelamaan, profil risiko investasi akan terbentuk.

Jika seorang investor merasa khawatir setiap kali melihat hasil investasi yang naik turun, maka lebih baik untuk melakukan penarikan portofolio yang diinvestasikan tersebut. Akan tetapi, jika seorang investor merasa nyaman melihat hasil investasi yang naik dan turun, Anderson menyarankan agar menambah kembali 10% lebih banyak dari pendapatan reguler di bulan depan, dan juga bulan berikutnya. “Terus tambah uang kamu, sampai kamu merasa bahwa ini sudah sesuai dengan profil risiko,” kata dia.

Melihat minat masyarakat yang cukup tinggi di pasar modal, Anderson optimistis pada kekuatan generasi milenial di Indonesia. Dia meyakini, kaum milenial akan mendorong pertumbuhan pasar modal Indonesia dalam waktu dekat. “Menurut saya, edukasi sangat penting untuk memastikan generasi muda Indonesia memahami pentingnya berinvestasi sejak dini,” kata pria yang masuk daftar 30 Under 30 oleh Forbes Indonesia di bidang finance and venture capital ini.

Dia juga masih optimis pada instrumen saham. Anderson meyakini, pasar modal Indonesia sudah cukup tangguh. Buktinya, masyarakat sudah melihat betapa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pulih dengan sangat cepat dari periode sebelumnya, dari ketika resesi dan penurunan di pasar.

Baca Juga: Investasi saham bermodal utang berujung rugi, ini pesan BEI untuk para investor

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×