kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Pernah nyangkut di saham tak likuid, ini kiat Direktur Djasa Ubersakti Hizkia


Sabtu, 23 Januari 2021 / 07:20 WIB
Pernah nyangkut di saham tak likuid, ini kiat Direktur Djasa Ubersakti Hizkia


Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sudah lebih dari 15 tahun Pio Hizkia Wehantouw berinvestasi di saham. Betah berinvestasi di saham, Direktur Treasury & Development PT Djasa Ubersakti Tbk (PTDU) itu ternyata memiliki kunci dalam berinvestasi yakni menyukai, menjiwai, dan mendalami. 

Kunci itu menjadikan investasi saham layaknya hobi. Termasuk dalam meracik portofolio yang dia miliki. Saat ini, sebesar 45% portofolio Hizkia diisi oleh saham-saham sektor properti. Sementara sisanya diinvestasikan ke sektor-sektor lain yang sedang ngetrend. Sekadar informasi, untuk saat ini Hizkia memiliki portofolio investasi berupa 62% saham, 22% deposito, dan 16% tanah. 

Komposisi portofolio saham itu mempertimbangkan pengalaman bekerja Hizkia di industri ini. Mengingat, tempatnya bekerjanya saat ini, PTDU, merupakan perusahaan properti yang sudah lama berbisnis di Indonesia.

Bekal mencicipi asam garam di dunia properti membuat dia lebih memahami nature industri ini. "Jadi saya melihat kinerja sahamnya secara fundamental, ditambah pengalaman saya secara pribadi dalam industri properti," terang Hizkia kepada Kontan.co.id. 

Baca Juga: Kata analis terkait kemunculan kembali Jack Ma terhadap para investor

Hizkia tidak asal memilih saham untuk portofolionya. Selain sisi fundamental, dia juga mempertimbangkan likuiditas saham. Pertimbangan ini berkaca dari pengalamannya pada tahun 2018, berinvestasi di saham properti yang kurang likuid.

Dia terjebak di saham tersebut, padahal ia berniat mengubah racikan portofolionya. Berkali-kali Hizkia memasang bid hingga akhirnya bisa terjual setelah sembilan bulan. Jangka waktu tersebut cukup lama bagi Hizkia yang cenderung memegang suatu saham dalam jangka waktu enam hingga satu tahun. 

Tidak mau terulang kembali, saat ini Hizkia menjadikan likuiditas sebagai salah satu syarat utama sebelum memilih saham. Likuiditas penting supaya investor dapat dengan mudah menjual sahamnya jika sewaktu-waktu memerlukan dana. 

Baca Juga: Dugaan korupsi, BP Jamsostek siap berikan keterangan secara transparan


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×