kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Analis: Risiko global bond dipengaruhi kurs


Selasa, 21 November 2017 / 22:29 WIB
Analis: Risiko global bond dipengaruhi kurs


Reporter: Nisa Dwiresya Putri | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Belakangan ini, marak penerbitan obligasi global berdenominasi dollar alias global bond oleh emiten. Emiten yang telah sukses menerbitkan obligasi global misalnya PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA). Diikuti, PT Indika Energy Tbk (INDY), PT ABM Investama Tbk (ABMM), PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA), dan PT Sawit Sumbermas TBk (SSMS).

Kepala Riset OSO Sekuritas Riska Afriani menilai, emiten penerbit obligasi global yang mengumpulkan pendapatan dalam bentuk dollar AS, seperti TPIA, INDY, dan ABMM lebih beruntung. Risiko yang besar justru akan dihadapi oleh emiten dengan pendapatan dalam rupiah. Jika rupiah terdepresiasi, pembayaran pun akan terasa berat.

Analis Binaartha Parama Sekuritas M. Nafan Aji juga mengingatkan besar kecilnya risiko obligasi global juga bergantung kurs rupiah. Jika rupiah melemah, tingkat pembayaran bunga obligasi akan terganggu. Ketika beban perusahaan naik akibat pembayaran bunga, tingkat ekuitas perusahaan juga terganggu.

Adapun sekarang Nafan menilai pergerkan rupiah terbilang stabil dan aman untuk obligasi global. Penguatan dollar lebih banyak terpengaruh pelemahan euro. Meskipun, Nafan tak menampik ke depannya tetap ada tantangan bagi rupiah. Misalnya, prediksi kenaikan suku bunga The Fed di akhir tahun 2017.

Selain risiko kurs, Riska juga menyebut penerbitan obligasi global ini tentunya dapat meningkatkan porsi debt to equity ratio (DER) perusahaan. Adapun saat ini, ia mencatat dua emiten penerbit obligasi global sudah memiliki DER tinggi di kuartal III, misalnya ABMM dengan DER 535%, dan INDY dengan DER 141%.

Sebagai informasi, TPIA menerbitkan obligasi global US$ 300 juta bertenor tujuh tahun dengan kupon sebesar 4,95% di bursa saham Singapura. Sementar, INDY menetapkan nilai obligasi sebesar US$ 575 juta dengan kupon 5,875% dan bertenor tujuh tahun.

Lainnya, PT ABM Investama Tbk (ABMM) menerbitkan global bond senilai US$ 300 juta dengan kupon 7,125%. PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) menerbitkan obligasi global senilai US$ 110,85 juta dengan kupon 6,5%.

PT Sawit Sumbermas TBk (SSMS) juga akan menerbitkan obligasi global di kuartal I-2018 mendatang dengan nilai US$ 300 juta dengan kisaran kupon 7%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×