Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) berharap bisa kembali masuk ke pasar obligasi global pada kuartal I-2018. SSMS akan kembali mengajukan penerbitan global bond senilai US$ 300 juta, yang sempat tertunda belum lama ini.
Arie Raymond, Investor Relations SSMS mengatakan, penundaan rencana global bond disebabkan volatilitas tinggi di pasar obligasi global. Meski demikian, SSMS yakin, penerbitan obligasi ini masih bisa dilanjutkan tahun depan. "Karena kami sudah bertemu dengan institusi besar. Kami berharap dapat kembali ke pasar obligasi di kuartal I-2018," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (20/11).
Nantinya, dana hasil penerbitan global bond akan digunakan untuk refinancing dan dana operasional perusahaan. Informasi saja, sebelumnya SSMS membidik obligasi dengan tenor lima tahun dan kisaran kupon 7%.
BNP Paribas dan Citigroup bertindak sebagai joint bookrunners. Surat utang ini diperkirakan mendapat peringkat B1 dari Moody's dan B+ dari Fitch. "Tapi untuk kupon masih menunggu keadaan pasar. Sedang peringkatnya masih sama," kata Arif.
Muhammad Nafan Aji, Analis Binaartha Parama Sekuritas, mengatakan, sebaiknya SSMS tidak melakukan pendanaan tambahan. Pasalnya, beban keuangan SSMS cukup besar. Dari laporan keuangan 2016 lalu, total liabilitas SSMS Rp 3,7 triliun. Sedangkan ekuitasnya cuma Rp 3,5 triliun. Alhasil, debt to equity ratio (DER) SSMS mencapai 105%.
DER ini terus meningkat menjadi 123% di tahun ini. "Dengan begitu, jumlah utang juga naik," imbuh Nafan.
Ia menambahkan, sampai akhir tahun ini, kinerja keuangan SSMS masih bisa mendaki. Dia memprediksi, SSMS mampu membukukan penjualan Rp 2,96 triliun atau naik 8% di tahun ini. Laba bersihnya berpotensi tumbuh 6% menjadi Rp 633 miliar.
Kenaikan kinerja ini akan didukung rencana akuisisi perkebunan di sekitar area perkebunan dan pabrik. Akuisisi tersebut untuk menjaga kualitas pengelolaan CPO dan efisiensi biaya transportasi. Apalagi SSMS menargetkan area tanam naik jadi 150.000 hektare (ha) pada 2018, dari 70.125 ha pada 2016.
Nafan memberi rekomendasi buy SSMS dengan target harga secara bertahap Rp 1.530, Rp 1.630, dan Rp 1.795.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News