Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada perdagangan awal pekan Senin (22/7), harga emas masih melanjutkan penguatan dengan naik sebesar 0,14% pada level 1.428. Bahkan, sejak 1 Juli 2019 data Bloomberg menunjukkan harga emas dunia sudah naik sebanyak 2,80%.
Analis PT Rifan Financindo Berjangka Puja Purbaya Sakti mengatakan, harga emas sempat menyentuh level tertingginya selama 6 tahun terakhir setelah seorang pejabat kunci dari Bank Sentral AS (The Fed) pada Kamis (18/07) mengejutkan pasar dengan komentarnya yang dovish secara agresif atas kebijakan moneter.
Sehingga aset safe haven seperti emas kembali diperdagangkan menguat pada Senin (22/07), seiring belum meredanya spekulasi pemangkasan suku bunga The Fed akhir bulan nanti.
Selain itu, penguatan ini juga didukung oleh komentar IMF bahwa nilai Dollar AS terlalu tinggi, serta tekanan Presiden AS Donald Trump yang menginginkan suku bunga lebih rendah.
Baca Juga: Mampukah emas menyentuh level US$ 1.500?
"Pada pertemuan akhir bulan nanti, The Fed diperkirakan akan memangkas suku bunga setidaknya 25 basis poin (bps)," jelas Sakti kepada Kontan, Senin (22/7).
Bahkan beberapa pelaku pasar berspekulasi bahwa The Fed akan memangkas suku bunga hingga 50 basis poin, setelah pertemuan kebijakan moneter September mendatang. Sakti juga mengungkapkan tingginya harga emas juga ditopang oleh melemahnya pasar saham di Asia, salah satunya adalah Indeks Hang Seng yang diperdagangkan turun hampir 1%.
Pasar masih membicarakan mengenai pernyataan yang dibuat oleh Presiden Federal Reserve Bank New York yang berpengaruh yakni John Williams pada Kamis (18/07), yang menyarankan The Fed seharusnya lebih agresif dalam menerapkan kebijakan moneternya untuk mencegah perlambatan di dalam ekonomi AS.
Hal ini menyebabkan para pengamat pasar percaya The Fed bisa memangkas tingkat bunga sebanyak 0.5% pada pertemuan FOMC akhir Juli.
Baca Juga: Sudah terlampau tinggi, harga emas waktunya koreksi
Kemudian, The Fed mencoba memperbaiki komentar dari Gubernur The Fed St Louis James Bullard pada Jumat yang menyatakan pemangkasan tingkat bunga sebesar 0.25% adalah pantas.
Alhasil, pernyataan tersebut berhasil mendorong pasar metal berharga di mana harga minyak mentah Nymex ikut menguat dan diperdagangkan sedikit di bawah dari US$ 56 per barel. Sementara itu, kenaikan harga minyak mereda pada pekan ini di tengah pembicaraan AS dan Iran untuk mengenai sanksi AS atas Iran.
Secara analisa teknikal, Sakti menjelaskan untuk grafik monthly untuk indikator Moving Average Exponential (EMA) dengan kondisi yang mengecil menunjukkan arah harga naik. Selanjutnya, pada indikator Relative Strength Index (RSI) berada di area +59 yang menunjukkan harga berpotensi menguat.
Baca Juga: Harga emas siang ini terangkat ketegangan Iran dan Inggris di Teluk Persia
Selanjutnya, untuk indikator Commodity Channel Index (CCI) berada di area +83 yang menunjukkan arah harga naik. Secara umum emas berpotensi untuk lanjutkan kenaikan pada perdagangan selanjutnya. "Rekomendasi trading untuk emas adalah Buy selama harga di atas US$ 1.444,63 per ons troi," ungkapnya.
Adapun level resistance harian antara US$ 1.441,43 per ons troi; US$ 1.457,27per ons troi; US$ 1.483,77 per ons troi dan untuk level support harian antara US$ 1.414,93 per ons troi, US$ 1.404,27 per ons troi; US$ 1.377,77 per ons troi.
Sedangkan untuk level resistance selama setahun antara US$ 1.493,77 per ons troi; US$ 1.561,93 per ons troi; US$ 1.743,93 per ons troi dan support selama setahun antara US$ 1.311,77 per ons troi; US$ 1.197,93 per ons troi; US$ 1.015,93 per ons troi.
Baca Juga: Harga emas Antam naik tipis di awal pekan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News