Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas masih bertahan di level tinggi. Bahkan, sejak 1 Juli 2019 harga emas global sudah menguat sebanyak 2,80% ke level US$ 1.428 per ons troi hingga Senin (22/7). Namun, lamanya emas bertahan di level atas justru membuka ruang adanya potensi koreksi kilau harga emas dalam waktu dekat.
Analis Finex Berjangka Nanang Wahyudi menilai, ruang koreksi emas dalam beberapa hari ke depan masih terbuka. Hal ini seiring dengan antisipasi pelaku pasar menjelang rapat Bank Sentral Amerika Serikat (AS/The Fed) pekan depan untuk menentukan kebijakan moneternya.
"The Fed hampir pasti akan memangkas suku bunga acuannya (FFR), namun besaran pemangkasan yang belum diketahui akan membuat pelaku pasar berspekulasi," ungkap Nanang kepada Kontan.co.id, Senin (22/7).
Sentimen tersebut mempengaruhi permintaan emas dalam beberapa waktu terakhir dan membuat harganya terjaga di level atas. Sayangnya, harga emas berpeluang untuk koreksi pekani ini, dan itu dianggap Nanang sebagai hal yang wajar mengingat harga saat ini sudah naik terlampau tinggi.
Menurutnya, dengan ruang koreksi ini, harga emas bisa kembali bergerak di bawah level US$ 1.400 per ons troi. Apalagi, dilihat dari indikator teknikal sudah menunjukkan arah crossing, terlihat dari indikator stochastic.
Begitu juga jika berkaca dari indikator MACD yang tengah bergerak turun, meski masih berada di zona positif. Nanang menilai, harga secara daily masih berada di atas moving area 13 dan MA26, yang menjadikan indikator penting bila terjadi penembusan di salah satu moving average (MA).
Untuk itu, dia merekomendasikan investor saat ini untuk jual, dengan perkiraan pergerakan harga Selasa (22/7) di level resistance 3 US$ 1.453,13 per ons troi, resistance 2 US$ 1.445,31 per ons troi, dan resistance 1 US$ 1.437,50 per ons troi.
Sedangkan untuk level support 1 yakni US$ 1.414,06 per ons troi, support 2 ada di level US$ 1.406,25 per ons troi, dan support 3 di level US$ 1.390,63 per ons troi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News