Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
Tahun ini, WIKA menyiapkan belanja modal (capex) sebesar Rp 6,98 triliun. Ini turun dari rencana semula yakni Rp 10,6 triliun karena ketidakpastian PMN. sekitar Rp 1 triliun capex akan dianggarkan dari kas internal dan Rp 5 triliun selebihnya akan diandalkan dari pinjaman bank.
Secara rinci, sebesar Rp 4,2 triliun capex akan digunakan untuk pengembangan usaha, penyertaan pada anak usaha senilai Rp976,55 miliar dan investasi aset tetap Rp593,5 miliar.
Tahun ini, perseroan masih membidik dua proyek jalan tol yakni ruas Manado-Bitung dan Balikpapan-Makassar. Sementara itu, perseroan juga membidik proyek -proyek kelistrikan baik sebagai kontraktor (Engineering, Procurement, Construction/EPC) maupun sebagai investor. Saat ini WIKA tengah mengerjakan proyek EPC dengan Mitsubishi Corporation dengan total nilai kontrak mencapai Rp 2,4 triliun.
Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri mengatakan secara bisnis prospek WIKA cukup bagus tahun ini di tengah banyaknya program-program infrastruktur yang tengah digalakkan oleh pemerintah. "Itu bisa menjadi sumber pendapatan mereka," katanya.
Namun, dia bilang WIKA membutuhkan penambahan ekuitas untuk bisa menggarap proyek-proyek infrastruktur tersebut. Sebab jika tidak ada penambahan ekuitas maka ruang untuk melakukan pinjaman perbankan akan semakin tipis.
Menurut Hans, jika usulan PMN maupun right issue dengan dilusi pemerintah tetap ditolak oleh parlemen maka prospek WIKA ke depan akan menurun. Perseroan tidak akan bisa leluasa lagi memperluas ekspansinya meskipun peluang proyek cukup besar.
Hans masih merekomedansikan buy untuk saham WIKA dengan target harga Rp 3.100.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News