kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Analis rekomendasikan beli saham KLBF


Kamis, 02 Februari 2017 / 11:07 WIB
Analis rekomendasikan beli saham KLBF


Reporter: Emir Yanwardhana | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Fasilitas kesehatan semakin meningkat setiap tahun. Hal ini menunjukkan penanggulangan penyakit semakin baik dan tingkat kesadaran masyarakat akan kesehatan semakin tinggi.

Tidak hanya masyarakat yang diuntungkan. Perusahaan obat seperti PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) juga bisa meraup berkah dengan permintaan akan produk kesehatan yang meningkat.

Analis Samuel Sekuritas Andy Ferdinand mengatakan, bukan hanya penjualan obat resep yang akan meningkat, melainkan juga makanan nutrisi dan produk kesehatan. Kondisi ini menguntungkan bagi KLBF yang kuat dalam penjualan produk kesehatan dan resep.

"Belum lagi kesadaran masyarakat akan kesehatan makin tinggi, jadi produk nutrisi dan suplemen akan meningkat," kata Andy kepada KONTAN, Rabu (1/2).

Andy melihat, kinerja keuangan KLBF juga diprediksi masih bisa tumbuh pada tahun ini. Tapi ada beberapa risiko yang perlu diwaspadai pada KLBF, seperti margin dari divisi makanan nutrisi kemungkinan akan berkurang, melihat harga susu skim yang meningkat.

Pelemahan nilai tukar rupiah pun bisa menjadi kendala melihat bahan baku produk KLBF kebanyakan adalah impor. Makanan nutrisi memberi kontribusi 28,3% pendapatan, terbesar kedua setelah distribusi dan pengepakan obat.

Pendapatan dari obat resep mencapai 23% diikuti oleh produk kesehatan 17,9%. Tapi perlu diingat, margin kotor bisnis distribusi paling kecil di antara segmen bisnis KLBF lain. Laba kotor terbesar KLBF masih berasal dari bisnis nutrisi, diikuti obat resep, produk kesehatan dan terakhir distribusi.

Analis Kresna Securities Filbert Anson mengatakan, divisi nutrisi KLBF tumbuh 11,2% hingga akhir September lalu. "Sehingga kinerja konsolidasi 2016 sangat dipengaruhi oleh kinerja divisi nutritionals," kata dia.

Dari hitungan Filbert, pendapatan dan laba KLBF kemungkinan masih bisa tumbuh 11% menjadi masing-masing Rp 21,9 triliun dan Rp 2,5 triliun tahun ini. Analis Mirae Asset Sekuritas Dang Maulida mengatakan, KLBF juga mengamankan pertumbuhan kinerja jangka panjang melalui pabrik Biosimilar.

Pabrik ini akan beroprasi secara komersial pada pertengahan 2018. "Konstruksi bangunan sudah jadi, hanya menunggu sertifikasi dari BPOM," kata dia.

KLBF akan memproduksi Erythropoietin yang digunakan untuk obat cuci darah dan pengobatan kanker. Produksi obat ini akan mengurangi obat-obat yang impor dari luar negeri.

Sebelumnya ada obat serupa yang diimpor Kalbe dengan brand Hemapo. "Fasilitas rumah sakit yang bertambah juga semakin meningkatkan penetrasi obat produksi KLBF," kata Dang.

Dang merekomendasikan buy saham KLBF dengan target harga Rp 2.150 per saham. Filbert masih merekomendasikan buy saham KLBF dengan target harga Rp 1.900 per saham.

Andy juga meningkatkan rekomendasinya menjadi buy saham KLBF di target harga Rp 1.700 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×