kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Bangun pabrik, KLBF siapkan Rp 1,5 triliun


Sabtu, 07 Januari 2017 / 10:00 WIB
Bangun pabrik, KLBF siapkan Rp 1,5 triliun


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) Rp 1,5 triliun tahun ini. Alokasi ini relatif sama dibanding anggaran tahun lalu.

Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan KLBF Vidjongtius mengatakan, pihaknya akan menggunakan sebagian besar belanja modal untuk investasi atas penambahan kapasitas pabrik. KLBF menambah kapasitas pabrik secara rutin pada setiap tahun.

"Jadi, nilainya (capex) memang lebih merata setiap tahun," kata Vidjongtius kepada KONTAN, Jumat (6/1).

Emiten farmasi ini tengah membangun pabrik biofarmasi di Cikarang, Jawa Barat. Ini akan menjadi pabrik ke-12 milik KLBF. Kalbe menargetkan operasional pabrik ini bisa dimulai di 2018. Untuk tahap awal, utilitas pabrik ini baru akan mencapai sekitar 10% hingga 20% dari total kapasitas.

Saat ini, rata-rata utilitas pabrik KLBF mencapai 70%-75%. Pabrik tersebut diharapkan mampu menjaga performa fundamental KLBF. Kalbe membidik pertumbuhan pendapatan 8% dan laba bersih 10% pada tahun ini.

Ini merupakan target konservatif, karena sama seperti target tahun sebelumnya. "Karena market masih penuh ketidakpastian," kata Vidjongtius.

Pada sembilan bulan pertama tahun lalu, KLBF mencetak pertumbuhan pendapatan 9,51% menjadi Rp 14,38 triliun. Sedangkan laba bersih KLBF naik 13,57% menjadi sebesar Rp 1,70 triliun.

Sejatinya, bisa saja Kalbe Farma mematok target pertumbuhan performa keuangan lebih besar ketimbang tahun lalu. Namun, manajemen KLBF mempertimbangkan potensi fluktuasi rupiah yang masih terjadi tahun ini. Sebagian besar bahan baku farmasi adalah produk impor. Alhasil, fluktuasi kurs terhadap produsen obat seperti KLBF menjadi tinggi.

Tak kalah penting, industri farmasi juga tak bisa lepas dari pengaruh daya beli. "Ketika ekonomi melemah, otomatis daya beli konsumen tertekan," imbuh Vidjongtius.

Kemarin, harga saham KLBF stagnan di Rp 1.565 per saham. Sepanjang tahun lalu, harga saham KLBF menanjak sekitar 14,77%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×