kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Analis proyeksikan sektor properti belum bangkit tahun 2019, ini penyebabnya


Selasa, 01 Januari 2019 / 11:18 WIB
Analis proyeksikan sektor properti belum bangkit tahun 2019, ini penyebabnya
ILUSTRASI. Proyek properti BSDE


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang tahun 2018 kinerja sektor properti belum mendapat sentimen kuat untuk bertumbuh. Alhasil, analis memproyeksikan penjualan properti secara umum belum akan tumbuh signifikan di tahun 2019. Namun, beberapa sentimen positif masih bisa diharapkan untuk menyokong kinerja beberapa emiten di sektor properti.

Analis Mega Capital Sekuritas Adrian M Priyatna mengamati kinerja sektor properti dalam beberapa tahun belakangan belum begitu kuat. Kenaikan harga lahan yang terus naik dari tahun ke tahun karena keterbatasan persediaan serta naiknya harga bahan baru menyebabkan harga properti kian meroket dan berdampak pada turunnya permintaan.

Bagaimana tidak, tingkat pertumbuhan ekonomi di sepanjang tahun 2018 masih cenderung flat di kisaran 5% lantaran daya beli masyarakat juga tidak banyak menguat.

Belum lagi, sektor properti juga tertekan suku bunga acuan Bank Indonesia yang cenderung naik dan menyebabkan tingkat suku bunga bank terkerek. "Faktor tersebut menyebabkan permintaan properti cenderung menurun dalam beberapa tahun terakhir," kata Adrian, Jumat (28/12).

Di tahun 2019, Adrian memproyeksikan sentimen-sentimen negatif tersebut kemungkinan besar masih akan menekan kinerja sektor properti. Apalagi, di tahun politik atau jelang Pemilu umumnya, sikap investor cenderung berhati-hati untuk membeli aset properti. "Mengingat ada kemungkinan perubahan skenario yang mungkin akan mengubah nilai properti yang mereka miliki," kata Adrian.

Di tengah sentimen negatif yang masih menyelimuti, sektor properti juga memiliki sentimen positif yang diharapkan bisa mendongkrak kinerja sektor ini. Diantaranya, relaksasi Loan to Value (LTV) yang menurut Adrian bisa berdampak positif pada kinerja sektor properti. 

Selain itu, kenaikan tingkat suku bunga yang cenderung terbatas di 2019 karena The Fed akan mengurangi kenaikan suku bunga acuannya, juga berdampak positif bagi sektor properti. Namun, tetap Adrian memproyeksikan permintaan properti belum akan meningkat pesar di tahun 2019. "Mungkin dua hingga tiga tahun lagi," kata Adrian.

Adrian menjagokan BSDE di sektor properti dengan target harga Rp 1.550 per saham dengan rekomendasi buy.

BSDE jadi unggul karena membangun banyak landed house yang masih menjadi opsi utama bagi masyarakat untuk jadi tempat tinggal, selain itu landbank BSDE yang paling luas dari kompetitornya," kata Adrian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×