Sumber: KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Demi meningkatkan penetrasi pasar dan daya kompetisinya di Indonesia, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) meningkatkan belanja modal sebesar € 200 juta untuk ekspansi pabrik dalam dua tiga tahun ke depan.
"Kami sudah mempersiapkannya seperti keinginan induk usaha yang akan memperbesar kuota produksi," jelas Sancoyo, Sekretaris Perusahaan UNVR, Selasa kemarin (13/7).
UNVR berambisi untuk memenangkan kompetisi dengan rival beratnya, Procter & Gamble (P&G). Selain itu, UNVR berniat memperkuat posisi bisnisnya di Indonesia.
Analis BNI Securities Ahmad Nurcahyadi menilai, rencana ini berdampak bagus bagi kinerja UNVR. "Dengan penambahan volume produksi, secara otomatis bisa menaikkan pendapatan," ujarnya.
Tentu saja, hasilnya baru terlihat ketika ekspansi pabrik sudah selesai dan beroperasi secara optimal.
Saat ini pun, menurut Analis Sucorinvest Central Gani Gifar Indra Sakti, UNVR telah memiliki fasilitas produksi dan sistem distribusi yang baik. Ia mencatat, saat ini UNVR memiliki enam pabrik yang berlokasi di Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, dan dua pabrik yang berlokasi di Kawasan Industri Rungkut, Surabaya. UNVR memiliki sekitar 32 merek utama yang menjangkau toko-toko yang tersebar di seluruh Indonesia.
Analis NISP Sekuritas Lyana Margareth menambahkan, UNVR juga diuntungkan oleh harga-harga bahan baku yang relatif murah. Dengan demikian, UNVR bisa mendapatkan margin keuntungan yang lebih besar. "Unilever punya posisi kuat dalam bernegoisasi dengan pemasok bahan baku," jelasnya.
Harga sudah mahal
Walhasil, para analis tadi sepakat, bisnis UNVR memiliki prospek yang cerah. Ahmad meramalkan UNVR tahun ini meraup laba bersih Rp 3,52 triliun. Berarti, dibandingkan laba bersih 2009 senilai Rp 3,04 triliun, naik 15,8%.
Sayangnya, menurut hitungan para analis, valuasi saham UNVR sudah jauh di atas industrinya. Menurut hitungan Ahmad, rasio harga saham terhadap laba bersih atau price to earning ratio (PER) UNVR sudah mencapai 41,88 kali. Padahal, PER industri consumer goods baru sebesar 22,68 kali. Bahkan, menurut hitungan Gifar, PE industri lebih rendah. "PE industri hanya 20 kali," ujarnya.
Gifar merekomendasikan jual saham UNVR dengan target harga 12 bulan mendatang Rp 13.950 per saham. Ahmad dan Lyana masih menyarankan untuk tahan, masing-masing mematok target harga akhir tahun sebesar Rp 17.500 dan Rp 17.300 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News