kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kontrak Ditunda, SMAR Memprotes UNVR


Senin, 14 Desember 2009 / 09:20 WIB
Kontrak Ditunda, SMAR Memprotes UNVR


Sumber: KONTAN | Editor: Test Test

JAKARTA. PT Smart Tbk (SMAR) melayangkan surat protes kepada PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), akhir pekan lalu (12/12). Pasalnya, produsen consumer goods itu menunda kontrak pembelian minyak sawit dari Smart.

Dalam suratnya, manajemen Smart mengundang Unilever untuk berdialog dan membahas ulang putusan itu. "Kapan saja, kami siap berdialog," kata Direktur Utama Smart Daud Dharsono, kepada KONTAN, kemarin.

Dia menegaskan, riset lembaga swadaya masyarakat (LSM) lingkungan Greenpeace tentang Smart tidak berdasarkan fakta-fakta yang jelas. Karenanya, tidak selayaknya UNVR menjadikan riset itu sebagai alasan penundaan kontrak. "Kami sangat menyesalkan upaya itu dilakukan secara sepihak, berlandaskan data serta klaim yang tidak akurat dan dibesar-besarkan," katanya.

Secara kuantitas, pasokan sawit Smart ke UNVR hanya 3% dari seluruh produksi anak Grup Sinar Mas ini yang senilai Rp 1,56 triliun per 30 September 2009. Dus, penjualan SMAR ke UNVR hanya senilai Rp 46,8 miliar.

Sekedar mengingatkan, pekan lalu, UNVR menyatakan menunda kontrak pembelian minyak sawit Smart. Ini sebagai reaksi atas publikasi riset Greenpeace yang menyatakan perkebunan sawit Sinar Mas Group menjadi biang kerok penggundulan hutan di Indonesia.

Riset berjudul, Illegal Forest Clearance and RSPO Greenwash : Case Study of Sinar Mas itu menyatakan, Sinar Mas bertanggung jawab atas pembalakan liar di Kalimantan, Sumatera, dan Papua. Selain itu, Greenpeace memprediksi, Sinar Mas bertanggungjawab atas 2,5 juta ton emisi karbon per tahun akibat pembakaran lahan gambut.

Sekretaris UNVR Franky Jamin menyatakan, pihaknya akan menunda kontrak pasokan minyak kelapa sawit dari Sinar Mas hingga waktu yang tak terbatas. Sinar Mas harus membuktikan bahwa riset Greenpeace salah,dan minyak sawit mereka tidak dibuat dengan membabat hutan.

"Jika besok mereka bisa menunjukkan bukti itu, besok juga kami akan mencabut juga penundaan kontraknya," kata Franky. Untuk sementara, UNVR membeli minyak sawit dari pemasok lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×