Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan, Gubernur The Fed Janet Yellen menunjukkan niatan untuk menaikkan suku bunga acuannya dalam beberapa bulan ke depan walaupun dengan syarat adanya perbaikan ekonomi AS.
Pernyataan itu menambah dorongan penguatan dollar AS terhadap mayoritas mata uang utama dunia. "The Fed memberi sinyal kenaikan suku bunga acuannya, itu yang mendorong dollar AS menguat," katanya mengutip Antara, Senin (30/5).
Ia menambahkan bahwa revisi pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Amerika Serikat pada kuartal I 2016 yang naik juga menambah alasan bagi dollar AS untuk mengembalikan tren penguatannya.
Ia mengharapkan bahwa surat utang negara (SUN) serta indeks harga saham gabungan (IHSG) yang menguat seiring dengan harga komoditas minyak mentah dunia, diharapkan menjaga rupiah untuk tidak tertekan lebih dalam.
Ia menambahkan bahwa adanya harapan yang meningkat atas disahkannya RUU pengampunan pajak atau "tax amnesty" dalam waktu dekat serta inflasi domestik yang sedianya akan dirilis pada Rabu (1/6) pekan ini yang stabil, dapat menambah optimisme terhadap prospek aset keuangan berdenominasi rupiah.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan bahwa adanya komentar dari Ketua Federal Reserve Janet Yellen yang menekankan adanya prospek kenaikan suku bunga AS dalam jangka pendek akan mempertahankan dollar AS menguat terhadap mata uang utama lainnya.
"Namun, diproyeksikan penguatan dollar AS berpeluang terbatas mengingat aksi 'wait and see' terhadap kebijakan The Fed itu," katanya.
Pagi ini, otot rupiah kembali mengendur pasca penguatan akhir pekan lalu. Di pasar spot Senin (30/5), nilai tukar rupiah ke Rp 13.649 per dollar AS atau melemah 0,46% dari sebelumnya Rp 13.587 per dollar AS pukul 10.06 WIB
Senasib, di kurs Jakarta Interbank Spot Dollar (JISDOR) rupiah ke Rp 13.641 per dollar AS atau melemah 0,49% dari sebelumnya Rp 13.575 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News