Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Jika belum ada katalis signifikan di perdagangan Rabu (30/8) besok, pelemahan rupiah masih bisa berlanjut.
Di pasar spot, Selasa (30/8) valuasi rupiah tergelincir tipis 0,01% di level Rp 13.268 per dollar AS dibanding hari sebelumnya. Berbeda, di kurs tengah Bank Indonesia nilai tukar rupiah terangkat 0,11% di level Rp 13.260 per dollar AS.
Putu Agus Pransuamitra, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures penguatan USD ditopang oleh positifnya index harga atau index belanja konsumen AS Juli 2016 yang stabil di level 0,1%.
Data ini dijadikan indikator acuan untuk menilai tingkat inflasi AS. Dengan level yang terjaga artinya pasar memandang ekonomi AS memang dalam alur positif seperti yang diharapkan untuk bisa menggenjot kenaikan suku bunga dalam waktu dekat.
Selain itu data pendapatan pribadi AS pun juga tumbuh dari 0,3% menjadi 0,4% dan menambah panjang katalis positif bagi mata uang USD.
Sedangkan dari dalam negeri katalis negatif justru datang dari aksi net sales yang tinggi di pasar saham. “Ini imbas dari belum terlihatnya serapan dana tax amnesty yang sebesar harapan pasar,” ujar Putu.
Putu menduga kans rupiah lanjutkan pelemahan masih terbuka. Walau rentangnya kian terbatas.
“Karena pasar akan antisipasi data ADP non farm payroll yang bisa jadi acuan lanjutan data tenaga kerja AS akhir pekan nanti,” tebak Putu. Meski data itu diprediksi negatif, namun baru akan terasa pada pergerakan rupiah Kamis (1/9).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News