kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Analis: Kinerja LSIP dipengaruhi harga CPO


Rabu, 17 Desember 2014 / 17:55 WIB
Analis: Kinerja LSIP dipengaruhi harga CPO
ILUSTRASI. Manfaat pare untuk kesehatan tubuh.


Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Harga Crude Palm Oil (CPO) terus menukik. Kondisi ini berdampak negatif bagi kinerja emiten perkebunan. Seperti halnya PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP). Pada akhir 2013, rata-rata harga jual CPO LSIP turun menjadi Rp 7.152 per kilogram dari Rp 7.376 per kilogram di 2012.

Analis First Asia Capital David Sutyanto memandang bahwa rata-rata harga CPO LSIP tahun depan akan terus dalam tren penurunan. Menurutnya, harga minyak sawit mentah akan bergerak RM 2.000 sampai RM 2.300 per ton di 2015.

“Malah mungkin bisa lebih rendah lagi dari RM 2.000. Ini sangat fluktuatif,” ujar David, kepada KONTAN, Rabu, (17/12).

Sementara itu, David mencermati, harga CPO telah turun dari sekitar RM 2.500 sampai RM 2.600 per ton dari akhir tahun lalu menjadi RM 2.100 per ton di saat ini. Malah, harga CPO sempat menyentuh titik terendahnya di RM 1.900 per ton pada September kemarin.

Meski demikian, David yakin kinerja LSIP masih moncer sampai akhir tahun ini. Pasalnya, harga CPO baru terasa rontok di akhir kuartal ketiga. Ia pun memproyeksikan laba LSIP akan tumbuh sekitar 40% sampai 50% menjadi Rp 1,14 triliun hingga Rp 1,23 triliun pada akhir 2014.

Sedangkan di tahun depan, David memproyeksikan, laba LSIP hanya akan mampu tumbuh 10% sampai 20% di 2015. Pelemahan nilai tukar rupiah pun tak mampu lagi mendongkrak kinerja emiten perkebunan apabila harga CPO mengalami penurunan lebih dalam dibanding rupiah.

Kepala Riset Henan Putihrai Ibnu Anjar Widodo, dalam risetnya 2 Desember melihat bahwa ketentuan biodiesel turut membantu kinerja LSIP. Menurutnya, ini tercermin dari kenaikan tajam laporan keuangan LSIP sejak peraturan tersebut diberlakukan di kuartal ketiga 2013.

Adapun di tahun depan, penggunaan kewajiban minimal pemanfaatan biodiesel sebagai campuran Bahan Bakar Minyak (BBM) di sektor pembangkit listrik naik dari 20% menjadi 25%. Malah, persentase pemanfaatan biofuel dalam BBM rencananya akan terus ditingkatkan hingga mencapai 30% di tahun 2025.

David menyarankan hold saham LSIP dengan target harga Rp 2.000 dalam tiga bulan ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×