CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.482.000   -35.000   -2,31%
  • USD/IDR 15.800   -121,00   -0,77%
  • IDX 7.322   55,53   0,76%
  • KOMPAS100 1.120   5,81   0,52%
  • LQ45 885   5,41   0,62%
  • ISSI 222   1,93   0,88%
  • IDX30 453   1,57   0,35%
  • IDXHIDIV20 545   1,27   0,23%
  • IDX80 128   0,70   0,54%
  • IDXV30 137   1,60   1,18%
  • IDXQ30 151   0,42   0,28%

Analis: Kinerja Krakatau Steel (KRAS) masih cukup menjanjikan


Rabu, 08 Desember 2021 / 07:55 WIB
Analis: Kinerja Krakatau Steel (KRAS) masih cukup menjanjikan


Reporter: Venny Suryanto | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pernyataan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir terkait PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) yang berpotensi default atau bangkrut menuai beragam reaksi.

Sebelumnya, Erick bilang, ada 3 langkah restrukturisasi yang perlu dilakukan Krakatau Steel agar terhindar dari kebangkrutan. Salah satunya adalah negosiasi kerja dengan salah satu perusahaan baja Posco.

Namun, Kepala Riset Praus Capital Marolop Alfred Nainggolan mengungkapkan, pernyataan Menteri BUMN tak sejalan dengan fakta kinerja KRAS hingga kuartal III-2021.

Menurut dia, dengan pencapaian laba KRAS hingga kuartal III-2021 yang mencapai Rp 1,05 triliun telah menghasilkan kenaikan kinerja yang cukup signifikan

“Hampir semua emiten baja di tahun ini membukukan kenaikan kinerja yang sangat signifikan, bisa dibilang tahun ini adalah kebangkitan baja domestik dan ini adalah hasil dari komitmen pemerintah untuk dukungan terhadap produk baja lokal. Produk baja impor turun, Indonesia mampu mengekspor produk bajanya,” kata dia saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (7/12).

Baca Juga: Saham KRAS dua kali ARB pasca pernyataan Erick Thohir, investor ritel kecewa

Dengan melihat pertimbangan tersebut, dia menilai, meski KRAS memiliki utang yang tinggi namun kalau diproyeksikan bangkrut menurutnya jauh dengan fakta yang ada.

Di samping itu, Alfred juga menilai melalui restrukturisasi utang, Krakatau Steel telah mengurangi total beban bunga utang selama sembilan tahun dari Rp 12,3 triliun menjadi Rp 6,7 triliun.

Dengan demikian, KRAS telah berhasil menurunkan utang dan perpanjangan tenor lewat restrukturisasi utang sehingga tekanan terhadap pembayaran utang dalam jangka pendek akan berkurang.

“Sehingga potensi KRAS untuk menurunkan beban utang sangat banyak seperti rights issue, monetisasi asetnya seperti blast furnace, Divestasi aset-aset strategis (anak usaha) dan perolehan laba dari usaha,” jelasnya.

Alfred menambahkan, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan perseroan untuk bisa menyelamatkan kinerja perusahaan yakni tahap pertama adalah restrukturisasi untuk menghilangkan potensi default dalam jangka pendek di mana proses ini sudah berjalan dan berhasil.

Untuk potensi default dalam jangka panjang, KRAS dalam dua tahun berturut-turut telah menghasilkan laba, sehingga hal itu tentu akan menumbuhkan kemampuan pembayaran KRAS terhadap beban utangnya.

 

“KRAS juga memiliki aset-aset strategis yang bisa di divestasi seperti Anak-anak Usaha. Untuk blast furnace, sepengatahuan saya sudah di spin off dari neraca, kalau blast furnace bisa di monetisasi maka akan ada recovery,” tambah dia.

Di samping itu, ada langkah lain yang bisa dilakukan perseroan yakni melakukan divestasi aset atau melakukan initial public offering (IPO) anak usahanya dengan nilai optimal.

“Untuk penjualan anak usaha yang strategis, kepemilikan mayoritas menjadi keharusan untuk dipertahankan. Seperti aset strategis pada anak usaha KIS (Holding infrastruktur),” tutup dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×