Reporter: Yasmine Maghfira | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan produsen ban terintegrasi PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL, anggota indeks Kompas100 ini) menargetkan pertumbuhan penjualan sebesar 8-10% untuk tahun 2019.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan yang dirilis Jumat (26/7) lalu, emiten ini sudah mencatat pertumbuhan pendapatan dan penjualan usaha sebesar 6,74% atau Rp 7,66 triliun pada semester pertama tahun ini. Angka itu meningkat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu Rp 7,18 triliun.
Kontribusi terbesar pendapatan produsen ban IRC masih berasal dari pasar lokal. Total penjualan lokal GJTL semester pertama tahun lalu mencapai Rp 6 triliun atau 78,33% dari penjualan, sedangkan sisanya merupakan penjualan ekspor.
Baca Juga: Simak rekomendasi teknikal saham Gajah Tunggal (GJTL) usai merilis kinerja keuangan
Direktur GJTL Catharina Widjaja menyatakan porsi penjualan perusahaan mereka dikuasai oleh pasar domestik yang mencapai 62%, sementara sisanya oleh ekspor 38%.
"Kedua pasar menunjukkan kinerja yang positif. Kami berharap penjualan domestik dan ekspor mengalami peningkatan pada semester dua tahun ini," ujar Catharina kepada Kontan.co.id pada Senin (29/7).
Catharina juga mengatakan perusahaan produsen ban GT Radial ini akan fokus pada penjualan domestik dan ekspor saja. GJTL tidak berencana untuk ekspansi baru di semester dua tahun ini.
Menanggapi hal tersebut dan pada waktu yang sama, analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony menyatakan meski GJTL tidak berencana ekspansi bisnis, emiten ini masih akan tetap menunjukkan sentimen positif.
Baca Juga: Catat keuntungan kurs, Gajah Tunggal (GJTL) mentas dari kerugian
Sebab, di tengah ketegangan perang dagang dan penjualan mobil yang menurun ada baiknya GJTL mengambil langkah yang lebih lambat. "Ada baiknya GJTL slow down terlebih dahulu sambil menunggu harga karet kembali menguat," ujar Chris.
Sekadar informasi, GJTL juga merupakan perusahaan yang memproduksi dan memasarkan berbagai ban, baik untuk sepeda motor, mobil penumpang, kendaraan komersial dan peralatan berat. Perusahaan ini juga memproduksi dan mendistribusikan produk karet lain seperti karet sintetis, tali ban, ban dalam, flap, o-ring, dan lain-lain.
Sementara itu, GJTL juga tak lagi merugi. Perusahaan ini meraup laba Rp 167,76 miliar pada enam bulan pertama tahun 2019. Sementara pada semester pertama tahun lalu, GJTL masih merugi Rp 93,88 miliar.
Baca Juga: Ini Prospek Saham Gajah Tunggal (GJTL)
Pada semester pertama 2019 ini, GJTL juga mencatat keuntungan kurs mata uang asing bersih sebanyak Rp 136,17 miliar. Berbeda dengan tahun lalu, emiten ini membukukan kerugian kurs mata uang asing bersih Rp 358,39 miliar.
Menurut Catharina, keuntungan kurs disebabkan oleh translasi positif karena penguatan rupiah terhadap US Dolar.
Melansir data RTI, perdagangan saham GJTL hari ini dibuka di level Rp 685 per saham dan ditutup di level Rp 680 per saham.
GJTL sempat berada di zona merah dan support di level Rp 665, sedangkan resistance di level Rp 685. Sementara pekan lalu, emiten ini mengalami penurunan hingga 7,48%. Secara year to date, harga saham GJTL naik 4,62%.
Baca Juga: Analis Samuel rekomendasi buy on weakness saham GJTL, simak alasannya
Menurut Chris, penurunan perdagangan hari ini diakibatkan sentimen data penjualan mobil yang menurun pada beberapa hari lalu.
"Walau laporan keuangan mereka terlihat masih mencatatkan kenaikan pendapatan, tetapi investor lebih cenderung berhati-hati terhadap GJTL," tambah Chris.
Chris juga merekomendasikan saham GJTL masih layak untuk diakumulasi. Sebab, kinerja emiten ini masih cukup baik dan terbukti dari dominasi ekspor yang masih tumbuh.
Proyeksi harga karet yang dapat menguat juga menjadi salah satu pertimbangannya. Selain itu, Chris juga merekomendasi saham GJTL buy on weakness (BOW) di level 600-630.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News