Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT AKR Corporindo Tbk (AKRA, anggota indeks Kompas100 ini) mencatatkan kinerja yang kurang baik pada semester I 2019. Kendati demikian analis menilai laporan keuangannya saat ini belum tentu mencerminkan kinerja serta fundamental perusahaannya.
Asal tahu saja pada kuartal II 2019 AKRA mencatatkan pendapatannya turun 13% year on year (yoy) menjadi Rp 9,71 triliun karena menurunnya pendapatan bisnis perdagangan dan distribusi.
Penurunan pendapatan diikuti laba bersih yang juga merosot tajam hingga minus 65,12% yoy dari sebelumnya Rp 1,12 triliun di semester I 2018 menjadi Rp 391 miliar.
Baca Juga: Kinerja semester I 2019 kurang memuaskan, saham AKR Corporindo (AKRA) merosot
Kendati demikian, margin laba bruto meningkat 8,6% dari sebelumnya hanya 7,3% pada semester I 2018, Sementara itu margin laba usahanya meningkat 5,1% pada paruh pertama tahun ini dari yang tahun sebelumnya di margin yang hanya 4,3%.
Direktur Utama AKRA, Haryanto Adikoesoemo menyatakan kinerja bisnis di semester I 2019 menunjukkan ketahanan dengan peningkatan margin yang didorong oleh segmen perdagangan dan distribusi.
“Lingkungan operasi bisnis BBM dan produk bahan kimia dasar terus menunjukkan perkembangan dengan adanya pertumbuhan di pelanggan pertambangan, industri dan komersial,” jelasnya dalam keterangan tertulis yang dirilis pada Jumat (26/7).
Baca Juga: Laba AKR Corporindo (AKRA) ambles 65,14% di semester I, ini penjelasan manajemen
Haryanto menyatakan setelah pemilihan umum, daya tarik pada Kawasan industri semakin meningkat dengan adanya infrastruktur dan utilitas yang telah dikembangkan pada tahap satu. JIIPE akan menarik investor baru ke Kawasan industri AKRA.
Analis Jasa Utama Capital Chris Apriliony menyatakan secara kasar memang terlihat pendapatan AKRA menurun.
“Tetapi kalau dilihat pada laporan keuangannya penurunan kali ini bukan karena kinerja yang memburuk, pendapatan masih bertumbuh, hanya saja di tahun lalu AKRA tercatat menjual asetnya sehingga laba tahun berjalannya besar,” ujarnya.
Baca Juga: Berhenti Menyalurkan Solar Subsidi, AKR Corporindo (AKRA) Menanti Sidang BPH Migas
Chris bilang pada tahun ini AKRA memasuki tahap pengembangan persiapan infrastruktur untuk mempersiapkan sarana penjualan avtur.
Menurut Chris AKRA perlu membangun fasilitas distribusi avtur di bandar udara sehingga AKRA berupaya menjalin kerja sama dengan BP Indonesia untuk SPBU guna penyaluran BBM ritel.
Ditambah bisnis lahan industri dam jasa logistik AKRA masih belum berdampak signifikan pada kinerja perusahaan.
Baca Juga: Berhenti jual solar subsidi, BPH Migas beri waktu AKR untuk selesaikan masalah
Melansir dari RTI Jumat (26/7) pergerakan saham AKRA kurang memuaskan. Selama sepekan kinerja sahamnya merosot hingga 6,76% dan dalam setahun terakhir kinerjanya juga merah di posisi minus 6,98%.
Menurut Chris hal ini wajar karena dalam tahap pengembangan infrastruktur membuat investor cenderung wait and see ditambang di tahun lalu, AKRA menjual asetnya sehingga juga membuat investor cenderung skeptis terhadap kinerjanya ke depan.
Baca Juga: Bobot free float 100%, BEI pastikan HM Sampoerna (HMSP) masih masuk dalam daftar LQ45
Kendati demikian saham AKRA sebenarnya sudah price in sehingga Chris merekomendasikan buy on weakness AKRA di target harga Rp 3.700.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News