Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sekitar 10 emiten mengantre untuk mencatatkan saham alias listing di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dari sepuluh emiten tersebut, ada dua emiten anak usaha BUMN yang turut mengantre, yakni PT PP Presisi dan PT Wika Gedung.
Meski demikian, investor disarankan waspada dan melihat keadaan pasar, jika membeli saham-saham IPO anak BUMN ini. Apalagi jika berkaca pada hasil IPO PT Garuda Maintenance Facility Tbk (GMFI).
Anak perusahaan PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) tersebut hanya melepas 10% saham kepada publik. Padahal sebelumnya, GMFI berencana melepas 30% saham kepada publik.
"Sebenarnya ini menjadi kekhawatiran kita, GMFI yang juga punya prospek yang bagus ternyata tidak mampu terserap sesuai target. Bahkan, di pasar sekunder turun 15%," kata Alfred Nainggolan, Kepala Riset Koneksi Kapital, Rabu (11/10).
Menurut Alfred, apa yang terjadi pada GMFI akan mempengaruhi investor, terutama bagi investor ritel.
Alfred menyebut, tingkat keterserapan saham-saham sektor BUMN yang akan melakukan IPO pada kuartal terakhir tahun ini, akan sangat tergantung pada sektor BUMN tersebut. Meski demikian, lanjutnya, untuk IPO anak usaha BUMN Karya, akan sangat berat dilakukan. Apalagi melihat keadaan valuasi BUMN Karya yang tidak terlalu bagus.
Lanjut Alfred, hal yang bisa dilakukan jika perusahaan ingin hajatan IPO mencapai target yaitu dengan menurunkan valuasi. Namun, ia melihat, hal ini pun agak sulit dilakukan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News