kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Analis ini optimistis ZINC bukan saham gorengan


Senin, 20 Agustus 2018 / 20:02 WIB
Analis ini optimistis ZINC bukan saham gorengan
ILUSTRASI. Layar Elektronik Pergerakan Saham di BEI


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan tiga saham terindikasi sebagai saham gorengan pada Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Ketiganya dinilai memiliki pergerakan indeks perdagangan yang dinilai kurang wajar alias unusual market activity (UMA).

Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan BEI Kristian Sihar Manullang menyebutkan ketiga saham tersebut adalah, PT Wicaksanan Overseas International Tbk (WICO), PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (DGIK) dan PT Kapuas Prima Coal Tbk (ZINC).

Namun Analis Erdikha Elit Sekuritas Okky Jonathan Siahaan menilai ZINC bukan bagian dari saham gorengan karena target pertumbuhan laba emiten tersebut cukup tinggi. Apalagi, seiring berjalannya waktu, target pertumbuhan tersebut mampu mendorong harga saham ZINC terus meningkat.

"Di antara ketiga saham tersebut, saya masih merekomendasikan ZINC untuk di beli. Kenapa? karena menurut saya prospek pendapatan zinc cukup menarik," ungkap Okky kepada Kontan, Senin (20/8).

Sedangkan untuk prospek WICO dan DGIK, Okky belum bisa memberikan komentar ataupun rekomendasi saham. Dia hanya merekomendasikan ZINC untuk dibeli jangka panjang, terlebih prospek emiten tersebut ke depan dinilai cukup baik untuk jangka panjang.

"Walaupun sekarang harganya bisa dikatakan fair value, bisa saja ZINC mencapai targetnya dan membuat P/E (price to earning ratio/PER) yang lebih murah," jelasnya.

Berdasarkan analisis Erdikha, disebutkan bahwa pendapat ZINC naik signifikan sejak 2016 Rp 138 miliar menjadi Rp 436 miliar di akhir 2017, atau membukukan kenaikan sekitar 215%. Sedangkan pencapaian Semester I-2018 pun telah menembus ekspektasi ZINC.

Pada awal tahun, ZINC berekspektasi laba bersih Juni 2018 mencapai Rp 75 miliar. Namun angka riil yang tercetak jauh di atas harapan yakni Rp 85 miliar.

Dengan menggunakan asumsi yang konservatif, dengan ekspektasi laba bersih Rp 170 miliar, rasio P/E ZINC akan turun ke level 43x (asumsi harga saham Rp 1440), jauh di bawah rasio P/E per 2017 yang masih bertengger di level 166x.

Angka ini diharapkan akan lebih rendah, karena ekspektasi ZINC untuk laba bersih akhir 2018 akan lebih dari Rp 200 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×