Reporter: Namira Daufina | Editor: Adi Wikanto
Jakarta. Laju rupiah yang kian mantap diprediksi punya peluang terus berlanjut. Dengan syarat, kondisi fundamental domestik terjaga dalam keadaan stabil.
Di pasar spot, Jumat (4/6) valuasi rupiah melesat 0,75% ke level Rp 13.132 per dollar AS dibanding hari sebelumnya. Sejalan, di kurs tengah Bank Indonesia valuasi rupiah menguat 0,76% di level Rp 13.159 per dollar AS.
Pemaparan Deddy Yusuf Siregar, Research and Analyst PT Asia Tradepoint Futures penguatan rupiah beberapa waktu terakhir memang berkat kondisi fundamental domestik yang kokoh. Efek yang terlihat jelas adalah derasnya arus dana asing yang masuk ke pasar saham dan obligasi tanah air.
"Selain ditambah juga dengan kondisi politik yang kondusif," kata Deddy. Pasar memproyeksi pertumbuhan ekonomi dalam geliat yang positif karena memang terdukung pertumbuhan ekonomi 2015 yang positif, cadangan devisa yang terjaga dan inflasi yang terkendali.
Hanya memang akhir kuartal satu 2016 ini akan jadi momentum penentu arah pergerakan valuasi rupiah selanjutnya. "Kalau fed fund rate tertahan dan ekonomi China belum pulih, rupiah bisa melesat ke kisaran di bawah Rp 13.000 per dollar AS di akhir semester satu ini," prediksi Deddy.
Sedangkan kalau pun Fed Fund Rate naik, laju penguatan rupiah bisa terjegal. Kalau pun tertahan di akhir semester satu hanya di rentang sempit Rp 13.000 - Rp 13.300 per dollar AS. "Sebab hal itu bisa membuat terjadi capital outflow di pasar kita," kata Deddy.
Walau memang bisa diantisipasi pelemahannya jika kinerja perusahaan dalam negeri yang positif dan rilis paket kebijakan ekonomi jilid 11 dari pemerintah.
Kans rupiah menguat di paruh pertama tahun ini memang lebih besar. Mengingat keadaan eksternal yang tidak akan pulih dengan cepat dan harapan masih terjaganya sajian indikator pertumbuhan ekonomi Indonesia. Terutama karena lemahnya China dan Jepang yang membuat performa Indonesia menjadi daya tarik yang tentunya ini positif bagi rupiah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News