Reporter: Yuliana Hema | Editor: Noverius Laoli
Dari sisi valuasi, IHSG tergolong murah. Menggunakan standard deviations rata-rata 10 tahun, forward price earning (PE) standard deviation IHSG tercatat minus 2,4, sedangkan forward price book value (PBV) minus 1,6.
“Artinya, PE dan PBV ratio IHSG sudah berada di bawah rata-rata 10 tahun terakhir. Jadi sudah cukup murah, ditambah potensi return menarik dari dividen,” tutur Joezer.
Pembagian dividen emiten Indonesia juga meningkat dengan dividend yield mencapai 4 % – 5 %, memberikan potensi imbal hasil tambahan bagi investor. Selain itu, kebijakan relaksasi pembelian kembali saham turut menjadi katalis positif dan memperkuat kepercayaan pelaku pasar.
Baca Juga: Dampak Tanggung Penundaan Tarif ke Pasar Saham
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, mengingatkan meski pasar saham Indonesia memiliki potensi, dana asing juga berpeluang mengalir ke pasar saham lain, misalnya China.
Oleh karena itu, Pilarmas Investindo memasang target IHSG akhir tahun di kisaran 7.720–7.920.
Sementara itu, Phintraco Sekuritas merevisi target IHSG menjadi 7.690 pada akhir 2025, menggambarkan PE 13,89 kali, dan Mandiri Sekuritas memproyeksikan IHSG di level 7.150–7.600 sepanjang 2025.
Selanjutnya: Prakiraan Cuaca Hari Ini Jawa Timur: Surabaya, Madiun, Malang dan Wilayah Lain
Menarik Dibaca: Promo Hypermart Weekday 20-22 Mei 2025, Daging Brisket-Short Plate Diskon Rp 29.600
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News