kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Aksi profit taking tekan harga aluminium


Minggu, 17 Juli 2016 / 15:23 WIB
Aksi profit taking tekan harga aluminium


Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Pergerakan harga aluminium pada Jumat (15/7) tertahan oleh aksi investor yang merealisasikan keuntungan alias profit taking.

Mengacu Bloomberg Jumat (15/7), harga aluminium kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange merosot 0,83% dibandingkan hari sebelumnya ke level US$ 1.669 per metrik ton.

Sepekan, harga aluminium terangkat 0,36%. Pada Kamis (14/7), harga aluminium mencatat level tertinggi sejak Juli 2015 di posisi US$ 1.683 per metrik ton.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka, Ibrahim menuturkan, penurunan harga aluminium disebabkan oleh aksi profit taking pelaku pasar pasca harga aluminium mengecap level tertinggi dalam kurun satu tahun terakhir.

Katalis negatif juga bersumber dari output aluminium bulanan China yang masih tinggi di atas 2,6 juta ton. Investor menilai, upaya Negeri Tirai Bambu untuk mengurangi produksi masih lamban.

Penguatan mata uang Negeri Paman Sam turut menekan laju pergerakan harga aluminium. Pada Jumat (15/7), indeks dollar Amerika Serikat (AS) membesar 0,52% dibandingkan hari sebelumnya ke level 96,58.

Membaiknya performa dollar AS umumnya menekan harga komoditas yang diperdagangkan dalam mata uang yang kian mahal.

Padahal, pasar China sedang berbalut sentimen positif akibat rilis beberapa data ekonomi yang mengungguli estimasi analis. Pertama, data Produk Domestik Bruto (PDB) China per kuartal II 2016 yang tumbuh 6,7% (YoY), lebih baik ketimbang konsensus yang dipatok 6,6% (YoY).

Kedua, data produksi industri China per Juni 2016 yang mencapai 6,2% (YoY), lebih tinggi dibandingkan estimasi 5,9% (YoY) serta posisi bulan sebelumnya 6% (YoY).

"Ada juga data penjualan ritel China per Juni 2016 yang naik 10,6% (YoY), lebih baik ketimbang konsensus dan pencapaian bulan sebelumnya di level 10% (YoY)," paparnya.

Sejatinya, rilis data China yang menggembirakan akan mengangkat harga komoditas, termasuk aluminium. Sebab, China merupakan produsen sekaligus pengguna komoditas terbesar di dunia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×