kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Akibat PSBB, volume penjualan Indocement (INTP) sepanjang semester I-2020 turun 8%


Jumat, 17 Juli 2020 / 11:22 WIB
Akibat PSBB, volume penjualan Indocement (INTP) sepanjang semester I-2020 turun 8%
ILUSTRASI. Pekerja membongkar muatan semen untuk dikirim antar pulau di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Jumat (7/7). Kementerian Perindustrian memperkirakan total kapasitas semen nasional pada 2017 akan mencapai 102 juta ton dari total kebutuhan 70 juta ton pertahu


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli

Sebagai gambaran, sepanjang 2019 volume penjualan INTP mencapai 18,1 juta ton. Capaian ini sedikit lebih tinggi 100.000 ton dibanding realisasi penjualan tahun 2018.

Dari sudut pandang kuartalan, Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Mimi Halimin meyakini pendapatan INTP  pada kuartal kedua 2020 kemungkinan akan membukukan pertumbuhan yang negatif baik secara tahunan maupun kuartalan.

Namun, memang biasanya kuartal kedua  merupakan low season di industri semen. Hal ini karena karena biasanya pada kuartal kedua terdapat masa liburan yang lebih panjang akibat momen bulan Ramadan dan Idulfitri.

Baca Juga: Ini strategi Indocement (INTP) sehingga kantongi laba Rp 400 miliar di kuartal I 2020

“Dan tahun ini, hal tersebut diperburuk oleh implementasi pembatasan sosial berskala besar (PSBB),” tulis Mimi dalam riset, Selasa (14/7).

Ketika ekonomi secara bertahap telah dibuka kembali, Mimi yakin bahwa skenario terburuk sudah terlewati. Dus, dia mempertahankan rekomendasi trading buy saham INTP dengan target harga sebesar Rp14.000.

Namun, risiko di balik rekomendasi ini adalah pertumbuhan permintaan yang lebih lambat dari perkiraan karena ekonomi yang melambat hingga pandemi Covid-19 yang berkepanjangan. Peningkatan kasus Covid-19 bisa memicu pengetatan kembali  PSBB terutama di wilayah Jakarta dan sebagian Jawa bagian Barat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×