Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
Sebagai gambaran, sepanjang 2019 volume penjualan INTP mencapai 18,1 juta ton. Capaian ini sedikit lebih tinggi 100.000 ton dibanding realisasi penjualan tahun 2018.
Dari sudut pandang kuartalan, Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Mimi Halimin meyakini pendapatan INTP pada kuartal kedua 2020 kemungkinan akan membukukan pertumbuhan yang negatif baik secara tahunan maupun kuartalan.
Namun, memang biasanya kuartal kedua merupakan low season di industri semen. Hal ini karena karena biasanya pada kuartal kedua terdapat masa liburan yang lebih panjang akibat momen bulan Ramadan dan Idulfitri.
Baca Juga: Ini strategi Indocement (INTP) sehingga kantongi laba Rp 400 miliar di kuartal I 2020
“Dan tahun ini, hal tersebut diperburuk oleh implementasi pembatasan sosial berskala besar (PSBB),” tulis Mimi dalam riset, Selasa (14/7).
Ketika ekonomi secara bertahap telah dibuka kembali, Mimi yakin bahwa skenario terburuk sudah terlewati. Dus, dia mempertahankan rekomendasi trading buy saham INTP dengan target harga sebesar Rp14.000.
Namun, risiko di balik rekomendasi ini adalah pertumbuhan permintaan yang lebih lambat dari perkiraan karena ekonomi yang melambat hingga pandemi Covid-19 yang berkepanjangan. Peningkatan kasus Covid-19 bisa memicu pengetatan kembali PSBB terutama di wilayah Jakarta dan sebagian Jawa bagian Barat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News