kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Akibat pandemi corona, tren penerbitan obligasi korporasi tenor 1 tahun meningkat


Kamis, 17 Desember 2020 / 14:39 WIB
Akibat pandemi corona, tren penerbitan obligasi korporasi tenor 1 tahun meningkat
ILUSTRASI. Pandemi virus corona rupanya memberi dampak yang cukup besar terhadap pasar obligasi korporasi.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi virus corona rupanya memberi dampak yang cukup besar terhadap pasar obligasi korporasi. Pasalnya, semenjak adanya pandemi, risk appetite investor terhadap obligasi korporasi pun mengalami penurunan. Hal ini berujung pada mengecilnya nilai penerbitan obligasi korporasi.

Hingga 15 Desember 2020, jumlah penerbitan obligasi korporasi di Indonesia hanya sebesar Rp 94,60 triliun. Padahal, sepanjang 2019 lalu, jumlah penerbitan obligasi korporasi mencapai Rp 130,67 triliun.

Direktur Utama Pefindo Salyadi Saputra mengungkapkan, tak hanya dari jumlah penerbitan yang mengalami penurunan, dari segi outstanding surat utang korporasi pada tahun ini pun juga mengalami penurunan. Per 30 November 2020, total outstanding obligasi korporasi mencapai Rp 455,39 triliun. Sementara pada tahun sebelumnya total outstanding mencapai Rp 474,46 triliun.

“Pada tahun ini, lebih banyak obligasi korporasi yang sudah jatuh tempo dan dilunasi ketimbang diterbitkan. Hal ini pada akhirnya membuat total outstanding obligasi korporasi mengalami penurunan,” kata Salyadi dalam Media Forum Pefindo secara virtual, Kamis (17/12).

Baca Juga: Ini alasan penerbitan obligasi korporasi di 2021 lebih tinggi dari tahun ini

Walaupun dari jumlah penerbitan justru turun, jumlah perusahaan yang menerbitkan obligasi korporasi malah mengalami peningkatan. Per 30 November 2020 tercatat ada 59 perusahaan yang menerbitkan, jauh lebih tinggi dibanding periode sama pada tahun lalu yang hanya 54 perusahaan.

Salyadi mengatakan, ini merupakan pertanda bagus karena mengindikasikan semakin banyak perusahaan yang melihat obligasi korporasi sebagai cara pendanaan dan turut mengembangkan pasar obligasi korporasi.

Lebih lanjut, pada tahun ini Salyadi menemukan tren baru seiring dengan adanya pandemi, yakni untuk pertama kalinya sektor institusi non-keuangan dari segi penerbitan obligasi korporasi jauh lebih besar dari institusi keuangan. Hingga November 2020, nilai penerbitan institusi non-keuangan sebesar Rp 44,56 triliun (52,8%), lebih tinggi dibanding institusi keuangan yang hanya Rp 39,89 triliun (47,2%)

“Biasanya sektor perbankan terbitkan obligasi subdebt untuk meningkatkan capital adequacy ratio (CAR) mereka, namun selama pandemi ini kebutuhan untuk subdebt justru kecil seiring CAR mereka yang kuat. Di satu sisi multifinance juga turun seiring pembiayaan pinjaman yang terbatas selama pandemi,” jelas Salyadi.

Sebagai informasi, hingga 30 November 2020, penerbitan obligasi korporasi dari perbankan hanya sebesar Rp 7,89 triliun, turun dari Rp 24,29 triliun sepanjang 2019. Sedangkan penerbitan obligasi korporasi dari multifinance hanya Rp 14,02 triliun, turun dari Rp 26,42 triliun pada 2019.

Baca Juga: Ini penyebab penerbitan obligasi korporasi di tahun 2020 menyusut



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×