Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (ASIA) tancap gas untuk mereguk pendapatan lebih tinggi di tahun depan. Strategi yang dipilih oleh emiten barang konsumsi ini adalah dengan masuk ke bisnis baru. AISA nantinya akan bisnis minuman berbahan dasar susu (dairy).
Untuk memuluskan rencana tersebut, perseroan ini membentuk usaha patungan atau joint venture dengan perusahaan peternakan lokal. Sjambiri Lioe, Direktur AISA mengatakan, penandatanganan pembentukan perusahaan ini telah dilakukan 5 Desember 2013.
Sjambiri bilang, nota kesepahaman ini masih tahap awal. Sehingga, ia masih enggan menyebut nama perusahaan rekanan tersebut. Identitas perusahaan rekanan itu akan dipublikasikan pada Januari 2014. "Yang pasti, ini bisnis baru di bidang minuman, partner kami memproduksi susu murni," ujar dia.
Menurut Sjambiri, nantinya, pada perusahaan patungan ini, AISA bakal menggenggam mayoritas saham. "Di atas 50%," ujar dia, Senin (9/12). Tahap awal, AISA menyuntikkan modal awal Rp 60 miliar.
Sjambiri memperkirakan, total investasi perusahaan barunya ini bakal mencapai Rp 200 miliar. Dana investasi awal berasal dari kas internal AISA. Namun, tak menutup kemungkinan AISA bakal menambah pinjaman baru. Sampai akhir September 2013, kas setara kas AISA tercatat Rp 285,13 miliar.
Bisnis dairy milk ini merupakan bisnis berprospek bagus. Permintaan susu cukup bagus. Sjambiri yakin, konsolidasi bisnis baru ini bisa meningkatkan pendapatan AISA di masa mendatang.
Tak hanya itu, AISA juga akan kembali mengakuisisi satu perusahaan lagi di bulan ini. Sayang, Sjambiri masih menutup rapat-rapat rencana itu. "Bisnis minuman susu ini punya kans yang besar di pasar. Ada satu perusahaan lagi, tetapi kami masih belum bisa bilang," kata dia.
Selama ini, AISA masih fokus di bisnis makanan pokok dan konsumsi seperti mi kering, bihun, beras, biskuit, dan permen. AISA juga memiliki bisnis perkebunan. Namun, bisnis perkebunan AISA baru berkontribusi 2% dari total penjualan. Pendapatan AISA selama ini, banyak ditopang bisnis beras.
Di bisnis minuman, AISA bakal menjadi pemain baru. AISA saat ini memang gencar mengakuisisi perusahaan baru dan diversifikasi bisnis. Masuknya perusahaan investasi asing, Kohlberg Kravis Roberts & Co. L.P (KKR) menjadi pemegang saham AISA membuat perusahaan ini lebih percaya diri mengembangkan bisnis.
Selain di dalam negeri, AISA juga tengah melirik perluasan pasar ekspor ke beberapa negara di cakupan regional seperti Asia Pasifik, Timur Tengah, Amerika, dan Afrika. Hingga September 2013, AISA membukukan penjualan Rp 2,94 triliun, meningkat 50,77% secara year-on-year. Sementara laba bersih naik 37,27% menjadi Rp 216,44 miliar.
Harga saham AISA turun 1,39% menjadi Rp 1.420 per saham, kemarin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News